sekolah pukul 05.00 Wita, yang menurut informasi terbaru telah direvisi menjadi pukul 05.30 Wita.
Sebagai masyarakat NTT sekaligus seorang tenaga pendidik, saya ingin memberikan sedikit pandangan mengenai berita yang sedang viral di Indonesia, khususnya NTT yakni pemberlakuan jam masukDari berbagai sumber yang saya baca, tujuan aturan ini adalah untuk mendesain dua SMA/SMK sebagai sekolah unggulan agar dapat mempersiapkan calon mahasiswa yang dapat berkuliah universitas terbaik di Indonesia dan dunia, termasuk ikatan dinas atau TNI/POLRI. Sekaligus agar SMA/SMK di NTT dapat masuk dalam daftar 200 sekolah unggulan di Indonesia.
Hal ini, bukan hal yang tidak mungkin sebenarnya. Dilihat dari potensi yang kita punya, apalagi jumlah APBD Provinsi yang dialokasikan untuk sektor pendidikan sebanyak 50 persen.Â
Sekolah unggulan tersebut nantinya akan mendapat alokasi anggaran pendidikan dengan porsi terbesar dan pendampingan khusus dengan syarat harus berkomitmen memulai aktifitas sekolah pada pukul 05.00 Wita.Â
Jadi sama sekali tidak ada wacana untuk diterapkan di seluruh wilayah NTT ya teman-teman.
Pada awalnya, hanya ada dua sekolah yang menandatangani komitmen untuk menjadi calon sekolah unggulan yakni SMA Negeri 1 Kupang  dan SMA Negeri 6 Kupang.Â
Tetapi dalam rapat bersama antara Dinas Pendidikan dan Kebudayaan bersama para kepala sekolah, sebanyak 8 sekolah juga ikut mengajukan diri yakni SMA Negeri 2, SMA Negeri 3, SMA Negeri 5, SMK Negeri 1, SMK Negeri 2, SMK Negeri 3, SMK Negeri 4 dan SMK Negeri 5 sehingga terakomodir 10 SMA/SMK dalam program sekolah unggulan.
Menurut Pak Linus Lusi (dikutip dari detik.com), uji coba pelaksanaan aturan ini akan dievaluasi terus-menerus selama satu bulan dari 26 Februari hingga 27 Maret 2023 yang melibatkan akademisi, praktisi pendidikan dan toko agama. 10 sekolah tersebut akan diseleksi sehingga pada akhirnya akan tersisa dua calon sekolah unggulan.Â
Siswa/siswi yang diwajibkan untuk datang pada jam 05.30 Wita juga hanya kelas XII dan akan dipulangkan Pukul 12.00 Wita.Â
Pemprov akan bekerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi dan instansi-instansi terkait sehingga mereka dapat memberikan pendampingan khusus bagi siswa/siswi kelas XII tersebut. Â Teknisnya seperti apa belum diinformasikan secara detail.
Selain mendorong dan menciptakan anak-anak yang berprestasi nantinya, program ini tentu saja untuk kemajuan pendidikan dan nama Provinsi NTT di tingkat nasional.Â
Dengan program ini, anak-anak punya kesempatan yang lebih besar untuk dapat berkuliah di universitas terbaik, ikatan dinas bahkan menjadi TNI/POLRI karena akan didampingi oleh tenaga-tenaga profesional. Bukan tidak mungkin , SMA/SMK asal NTT akan mencatat prestasi masuk dalam daftar 200 sekolah unggulan di Indonesia.Â
Sebagai masyarakat, tentu kita tidak mau Provinsi NTT hanya disebut dalam daftar provinsi termiskin di Indonesia saja kan.Â
Setidaknya ada prestasi yang membanggakan dibidang akademik, seperti yang dilakukan adik Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay alias Nono beberapa waktu lalu saat menjuarai Abacus World Competition 2022 (Kompetisi Matematika dan Sampoa Tingkat Dunia). Saya sebagai orang NTT, ikut berbangga dengan prestasi tersebut.
Namun, menurut saya sosialisasi dan kordinasi yang dilakukan Pemprov dengan stakeholder terkait masih sangat minim sehingga terjadi banyak sekali pro dan kontra di masyarakat. Ditambah lagi kurangnya literasi dari netizen sehingga menjadi polemik di media sosial beberapa hari terakhir.Â
Saya sebagai salah satu tenaga pendidik yang mengabdi di daerah, sebelumnya juga sempat berpikir bahwa kebijakan ini diterapkan ke seluruh pelajar SMA/SMK di Kota Kupang, kemudian bertahap akan diterapkan ke semua SMA/SMK di wilayah NTT.Â
Tentunya jika diterapkan secara massal maka akan sangat fatal karena masih kurangnya persiapan transportasi umum, lampu penerangan, keamanan dan lain sebagainya sehingga kelak akan merugikan siswa/siswi sendiri.Â
Bahkan kami yang di pelosok sempat pesimis bahwa program ini hanya untuk mencari sensasi semata menjelang akhir masa kepemimpinan Pak Viktor Bungtilu Laiskodat.Â
Setelah saya membaca dan mencari informasi dari berbagai sumber, barulah dapat memahami maksud kebijakan tersebut.
Yang masih menjadi polemik, mengapa harus pukul 05.00 Wita?
Menurut saya, dengan bangun tidur lebih pagi setiap hari, akan menjadi habit sehingga melatih karakter dan kedisiplinan. Anak-anak yang punya komitmen untuk sukses yang tentunya akan bertahan selama masa uji coba.Â
Saya juga dulu sering bangun pagi pukul 04.00 Wita untuk belajar jika sedang ujian dan saya rasakan sendiri manfaatnya.Â
Seperti kata bijak, tidak ada kesuksesan yang diraih tanpa pengorbanan. Yang penting selama masa uji coba, siswa/siswi beristirahat yang cukup dan makan yang teratur sehingga tidak sakit nantinya.
Orangtua yang ingin anak-anaknya ikut program ini, tentunya harus bekerja ekstra dengan mensupport dan mengawasi anak-anak dalam masa uji coba tersebut sehingga bisa mengikutinya dengan baik dan sungguh-sungguh.Â
Jika sebagai orangtua merasa anak-anak tidak aman dan nyaman mengikuti program tersebut, sebaiknya dilaporkan ke pihak sekolah sehingga dapat dicarikan solusinya.
Tentunya program ini tidak 100 % sempurna, karena jika dilihat dari segi kesehatan sangat tidak dianjurkan dan dari segi keamanan juga belum terjamin.Â
Perlu juga adanya payung hukum yang jelas untuk mengatur kebijakan ini, bukan hanya sekedar statement semata dari Pak Gubernur. Pemprov diharapkan terus berupaya dalam mengkaji dan memperbaiki sehingga tidak merugikan anak-anak nantinya.
Seperti kata Pak Viktor Bungtilu Laiskodat, "Try and fix it". Jika memungkinkan juga, teknis pelaksanaannya seperti apa, diinformasikan secara detail ke masyarakat sehingga tidak menimbulkan polemik yang berkepanjangan.
Sekian pandangan saya mengenai polemik masuk sekolah pukul 05.00 Wita ini. Tulisan ini tidak ada tujuan lain, hanya untuk mengeluarkan unek-unek dan mungkin saja dapat memberikan pencerahan kepada teman-teman pembaca sehingga tidak terjadi misinformasi dengan berita-berita yang beredar. Semoga tulisan ini bisa bermanfaat buat teman-teman pembaca sekalian.
Sumber artikel:Â detik.com | victorynews.id | victorynews.id/ntt | Victorynews.id | victorynews.id/ntt | Victorynews.id | victorynews.id/ntt | news.detik.com
Sumber foto:Â regional.kompas.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H