Mohon tunggu...
James Mansula
James Mansula Mohon Tunggu... Guru - Teaching is Passion, is not a Job

Guru Geografi, Alumni SM-3T, Alumni PPG SM-3T, Bigreds Regional Kupang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Sisi Positif Sekolah Jam 05.00 Pagi

1 Maret 2023   17:36 Diperbarui: 3 Maret 2023   20:15 1737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat (KOMPAS.com/SIGIRANUS MARUTHO BERE)

Dengan program ini, anak-anak punya kesempatan yang lebih besar untuk dapat berkuliah di universitas terbaik, ikatan dinas bahkan menjadi TNI/POLRI karena akan didampingi oleh tenaga-tenaga profesional. Bukan tidak mungkin , SMA/SMK asal NTT akan mencatat prestasi masuk dalam daftar 200 sekolah unggulan di Indonesia. 

Sebagai masyarakat, tentu kita tidak mau Provinsi NTT hanya disebut dalam daftar provinsi termiskin di Indonesia saja kan. 

Setidaknya ada prestasi yang membanggakan dibidang akademik, seperti yang dilakukan adik Caesar Archangels Hendrik Meo Tnunay alias Nono beberapa waktu lalu saat menjuarai Abacus World Competition 2022 (Kompetisi Matematika dan Sampoa Tingkat Dunia). Saya sebagai orang NTT, ikut berbangga dengan prestasi tersebut.

Namun, menurut saya sosialisasi dan kordinasi yang dilakukan Pemprov dengan stakeholder terkait masih sangat minim sehingga terjadi banyak sekali pro dan kontra di masyarakat. Ditambah lagi kurangnya literasi dari netizen sehingga menjadi polemik di media sosial beberapa hari terakhir. 

Saya sebagai salah satu tenaga pendidik yang mengabdi di daerah, sebelumnya juga sempat berpikir bahwa kebijakan ini diterapkan ke seluruh pelajar SMA/SMK di Kota Kupang, kemudian bertahap akan diterapkan ke semua SMA/SMK di wilayah NTT. 

Tentunya jika diterapkan secara massal maka akan sangat fatal karena masih kurangnya persiapan transportasi umum, lampu penerangan, keamanan dan lain sebagainya sehingga kelak akan merugikan siswa/siswi sendiri. 

Bahkan kami yang di pelosok sempat pesimis bahwa program ini hanya untuk mencari sensasi semata menjelang akhir masa kepemimpinan Pak Viktor Bungtilu Laiskodat. 

Setelah saya membaca dan mencari informasi dari berbagai sumber, barulah dapat memahami maksud kebijakan tersebut.

Yang masih menjadi polemik, mengapa harus pukul 05.00 Wita?

Menurut saya, dengan bangun tidur lebih pagi setiap hari, akan menjadi habit sehingga melatih karakter dan kedisiplinan. Anak-anak yang punya komitmen untuk sukses yang tentunya akan bertahan selama masa uji coba. 

Saya juga dulu sering bangun pagi pukul 04.00 Wita untuk belajar jika sedang ujian dan saya rasakan sendiri manfaatnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun