Mohon tunggu...
James Mansula
James Mansula Mohon Tunggu... Guru - Teaching is Passion, is not a Job

Guru Geografi, Alumni SM-3T, Alumni PPG SM-3T, Bigreds Regional Kupang

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Virus Corona, Sepak Bola, dan Liverpool

31 Maret 2020   14:34 Diperbarui: 2 Juli 2020   06:55 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.instagram.com/p/B6WVCItlUeO/?hl=id

Pandemik virus corona atau Covid-19 betul-betul memporak-porandakan dunia. Virus ini menyebar dengan cepat ke berbagai belahan dunia. Lonjakan pasien yang terjangkit virus Covid-19 semakin tak terkendali. Jumlah pasien yang meninggal juga semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Menurut data dari Worldometers.info hari ini (31/3/2020) pukul 13.00 WIB, penyebaran virus corona sudah mencapai 203 negara dan 2 kapal Internasional (Diamond Princess yang bersandar di Yokohama, Jepang dan Kapal pesiar Holland America's MS Zaandam) yang terjangkit virus corona.

Jumlah pasien yang terinfeksi Covid-19 sebanyak 785.825, dengan jumlah kematian 37.825 dan pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 165.659. Dari jumlah 784.381 kasus tersebut, Eropa menjadi Benua penyumbang kasus Covid-19 terbanyak yakni berturut-turut Itali dengan 101.739 kasus, Spanyol 87.956 kasus, Jerman 66.885 kasus, Perancis 44.550, Inggris 22.141 kasus, Swiss 15.922 kasus, Belgia 11.899 kasus, Belanda 11.750, Austria 9.618 kasus, , Portugal 6.408 kasus, Norwegia 4.462 kasus, Swedia 4.028 kasus, Ceko 3.001, Irlandia 2.910 kasus, Denmark 2.577 kasus, Rumania 2.109 kasus, Polandia 2.055 kasus, Rusia 1.836 kasus, Finlandia 1.355 kasus dan Yunani 1.212 kasus. Negara Itali juga mencatat kasus kematian tertinggi di dunia akibat Covid-19  mencapai 11.591 kasus.

Akibat pandemik Covid-19 yang semakin mengkhawatirkan, sebagian Negara di Eropa yang terinfeksi memberlakukan kebijakan lockdown guna membatasi penyebaran virus ini. 

Negara-negara tersebut antara lain Itali, Irlandia, Spanyol, Polandia, Denmark, Perancis, Belgia dan Inggris. Lockdown menjadi pilihan terbaik oleh beberapa Negara terjangkit virus Corona karena penyebarannya yang begitu cepat dan tak terkendali. 

Dengan peneparan lockdown, akses keluar masuk Negara atau wilayah tersebut akan ditutup karena kondisi darurat. Warganya hanya diizinkan keluar rumah untuk keperluan mendesak seperti urusan kesehatan atau membeli kebutuhan bahan makanan. 

Bank, Pasar, Apotik dan Rumah Sakit tetap dibuka untuk keperluan warga tetapi dengan jumlah pengunjung yang dibatasi. Sebagian Negara juga memberlakukan jam malam, menutup bioskop, museum, restoran, bar, tempat ibadah, kasino dan tempat-tempat yang dianggap tidak mendesak. Sekolah diliburkan, pelarangan kegiatan pengumpulan massa dan social distancing diterapkan.

Kebijakan lockdown pandemi Covid-19 yang diterapkan oleh beberapa Negara ini, turut mempengaruhi dunia sepak bola. Sebut saja yang paling dekat adalah UEFA Euro 2020 (Piala Eropa 2020) yang rencananya akan dilaksanakan di 12 negara pada 12 Juni-12 Juli 2020 ditunda ke tahun depan, tepatnya pada 11 Juni -- 11 Juli 2021. 



Liga-liga top di Eropa juga terpaksa dihentikan sementara guna keselamatan manusia, kecuali Liga Belarus yang masih berlansung. Itali menjadi yang pertama menghentikan seluruh kompetisi liganya pada 9 Maret karena pandemik virus corona. Selanjutnya menyusul Spanyol dan Belanda pada 12 Maret, serta Prancis, Jerman dan Inggris pada keesokan harinya.

Seiring berjalannya waktu, wabah virus corona semakin memprihatinkan. Pada Kamis, 26 Maret 2020, Federasi sepak bola Inggris (FA) mengambil langkah tegas dengan membatalkan musim kompetisi 2019-2020 di divisi non-liga atau dari kasta ketujuh ke bawah tanpa juara (promosi) dan degradasi akibat pandemi virus corona. 

Sementara enam liga kasta teratas seperti Premier League, Championship, League One, League Two, National League serta National League North dan National League South masih dalam pembahasan lanjutan. 

Wacana untuk membatalkan liga tanpa juara, promosi dan degradasi berhembus kencang di media demi untuk kesehatan dan keselamatan manusia.

Namun muncul pertanyaan besar. Jika Premier League juga tidak diselesaikan, apakah Liverpool akan dinobatkan sebagai juara atau musim dianulir tanpa juara, promosi dan degradasi? Mengingat Liverpool telah mengumpulkan 82 poin, terpaut 25 poin dari pesaing terdekatnya, Manchester city dengan 57 poin.

Jika dianulir tanpa juara demi keselamatan manusia, tentunya banyak pihak yang akan setuju-setuju saja termasuk yang terancam degradasi, apalagi bagi rival. 

Akan tetapi, bagi Liverpool dan suporternya sendiri, tentu akan menjadi beban moral yang luar biasa karena telah menunggu 30 tahun lamanya untuk menjadi juara kasta teratas liga Inggris.

FA juga juga tidak mau melanggar perjanjian kontrak penyiaran dengan media Sky Sports dan BT Sports. Jika kompetisi dihentikan sekarang, maka FA wajib mengembalikan uang sebesar 762 juta pounds (Rp 15,1 triliun), yang sebelumnya telah diberikan. 

Masalahnya, klub-klub tak mau dan tak bisa mengembalikan uang tersebut karena sudah dipakai untuk berbagai keperluan, termasuk belanja pemain.

Beberapa kalangan pun beranggapan, kemungkinan Liga Primer Inggris tidak akan diselesaikan. Hal ini tentunya akan menjadi pro dan kontra sesuai dengan pandangannya masing-masing.

"Suspensi atau pembatalan dari liga menjadi sebuah kepastian. Tak ada yang bisa menghindari bahwa semua level di EFL, sama halnya Premier League, harus dibatalkan dan musim ini harus dideklarasikan batal demi hukum andai para pemain tak bisa bermain dan tak bisa dilanjutkan," kata Vice-Chairman West Ham United, Karren Brady di Sky Sports.

Pendapat berbeda diutarakan mantan pemain Manchester United, Paul Ince. Ia menegaskan bahwa rangkaian musim 2019/2020 harus dilanjutkan hingga titik akhir dan membatalkan potensi Liverpool untuk mendapatkan gelar juara adalah sesuatu yang tidak dapat dilakukan.


"Situasi ini memang rumit karena keputusan yang diambil pasti akan membuat beberapa pihak merasa kesal. Apakah anda dapat membayangkan sebuah tim yang sudah menunggu selama 30 tahun untuk mendapatkan gelar juara liga, dan ketika sudah mendekatinya, musim kemudian dihentikan dan dianulir? Keputusan seperti itu akan menghasilkan kekacauam di Liverpool? 

Apakah kita lebih ingin untuk membuat satu tim merasa kesal atau memberikan gelar juara kepada Liverpool? Musim harus dapat diselesaikan dan kapanpun itu terjadi, pada Mei atau Juni, Liga hanya menyisakan Sembilan pertandingan," ujar Paul Ince.

Liverpool tampil begitu luar biasa musim ini dengan meraih 27 kemenangan, 1 kekalahan dan 1 hasil imbang.  Belum lagi keunggulan 25 poin dan hanya membutuhkan 6 poin lagi untuk mengunci gelar. 

Pastinya akan sulit diterima oleh para pemain, staf pelatih, pengurus klub dan ratusan juta suporter Liverpool di seluruh dunia apabila Premier League sampai dianulir. 

SUMBER :

BolaSkor.com

CNBC Indonesia

Tribunnews.com

Worldometers.info

Indosport.com

Kupang, 31 Maret 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun