Takut, gelisah, berharap, semua menjadi satu dalam awal tahun ini.
Alasannya hanya 1, virus Covid-19 yang menjadi buah bibir dan headline seluruh dunia saat ini.
WHO sendiri sedari pertengahan Maret sudah menetapkan virus ini sebagai pademi dunia.
Cina yang merupakan negara awal virus ini beredar, menyusul Korea Selatan dan yang baru-baru ini lonjakan kasus di Italia dan Spanyol yang membuat negara-negara Eropa kalang kabut.
Amerika?
Ya, negara adidaya itu juga tidak bisa berbuat banyak menghadapi ‘perang’ ini. Lonjakan kasus yang besar di 2 bulan terakhir ini, hingga membuat beberapa negara bagian di wilayah tersebut melalukan lockdown.
Dari Indonesia, rasio kasus yang tinggi juga dibarengi tingkat kematian yang cukup tinggi. Tingkat presentase kematian yang paling tinggi di Asia Tenggara dan menjadi salah satu yang terparah di Asia.
Kita (read : pemerintah) yang sedari awal seakan percaya diri menghadapi, seakan hanya bisa pasrah dan saling menyalahkan bahkan ketika pengumuman kasus baru diumumkan setiap hari.
Seorang sahabat bahkan sampai melontarkan jokes memiriskan ke penulis
''Lo tau yang lebih buruk dari kena virus corona ini?''
''Apa tuh?''
''Kena Corona di Indonesia''
Sampai detik ini bahkan Pemerintah tidak melakukan sinkron yang baik antara kebijakan pusat-daerah.Â
Ingin mengambil langkah lockdown, ketersediaan tidak mencukupi
Menerapkan Social Distancing, beberapa kantor tidak bisa meliburkan karyawan-nya.
Menganjurkan Stay at Home, beberapa warganya tidak tahan berlama lama di rumah.
Dari sisi olahraga, hampir semua cabang olahraga memberhentikan kompetisi hingga waktu yang tidak ditentukan.
Olimpiade Tokyo yang seharusnya diselenggarakan tahun ini pun ditunda tahun depan.Â
Kebijakan ini diambil dimulai dari Kanada yang mengundurkan diri karena melihat perkembangan kasus covid-19 di Asia.
Artis, Pejabat, Pemimpin Negara bahkan olahragawan tidak luput terjangkit virus ini.
Mulai dari Pangeran Charles, Paolo Dybala dan Tom Hanks pun di vonis positif covid-19.
Hidup yang dulu seakan biasa dijalani menjadi sesuatu yang dirindukan akhir-akhir ini.
Tuhan seakan memaksa manusia untuk kembali, bersyukur kepadaNya tentang kehidupan yang mungkin sebagian orang anggap remeh :
Bernapas.