Yang pertama adalah, ketika awak media terdesak di tengah-tengah polisi dan mahasiswa, banyak dari kami yang tertahan di belakang kawat berduri karena tidak sempat untuk lari kebelakang.Â
Alhasil, semburan gas air mata pun mengenai kami dan membuat kami kepayahan bernafas. Di tengah situasi genting tersebut, terdapat 2 mahasiswa yang berlari menembus asap ke arah kami dan membawakan air dan odol supaya kami bisa kembali pulih. Sungguh mulia perbuatan mereka.
Yang kedua adalah, ketika awak media mencoba meliput kedalam gedung MPR, polisi menembakan gas air mata lagi ke depan batas pagar gedung MPR. Lucunya, angin yang berhembus cukup kencang, malah membawa asap tersebut untuk masuk lagi ke dalam halaman MPR dan membuat aparat dan media berlari kedalam gedung untuk menyelamatkan diri.Â
Ketika dalam kondisi susah  bernafas dan mengeluarkan air mata, terdapat anggota polisi yang memberikan air yang dia punya kepada kami, supaya kami bisa bernafas dan menyiram wajah kami. Sungguh mulia perbuatan mereka.Â
Ditambah, beberapa rekan mahasiswa yang laki-laki melindungi mahasiswi perempuan dari gas air mata yang ditembak-kan petugas. ''Pak, jangan ke mereka! tembakkan saja ke kami''Â
Hal yang menurut orang lain itu biasa tapi menurut penulis luar biasa itu adalah, bahwa sebenarnya rakyat Indonesia sendiri tau siapa yang menjadi kerikil batu sandungan dalam kemajuan bangsa ini. hati nurani, logika, tolong menolong dan perasaan kemanusian masih ada walau dikecewakan terus-menerus oleh sang penguasa.Â
Saling tolong menolong justru terjadi ketika melihat yang lain kepayahan dan di ujung tanduk. Suatu aksi yang memberikan tamparan kepada para penguasa, arti dari ''tolong menolong'' yang benar!
Link video lengkap : https://youtu.be/2luRT9Qzl_U