Ki Hadjar Dewantara adalah salah satu tokoh ikonik di dunia pendidikan Indonesia.Â
Semboyannya yang sampai sekarang dipakai juga sebagai semboyan Kementrian Pendidikan Nasional di Indonesia adalah tut wuri handayani yang artinya "di belakang memberi dorongan".Â
Semboyan ini sebenarnya memiliki bentuk lengkap ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri Handayani.Â
Kita tau arti dari semboyan ini yaitu "di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan". Semboyan ini dicetuskan oleh Ki Hadjar Dewantara bagi dunia pendidikan, tapi kita jarang paham kaitan semboyan ini untuk pendidikan.
Tiga bagian semboyan ini menunjukkan suatu garis. Siswa berada di tengah garis tersebut. Di depan artinya orang yang ia lihat sebagai panutan cita-citanya, di tengah artinya dia sendiri yang sedang mengenyam pendidikan, dan di belakang artinya orang yang berperan bagi pendidikan mereka.
Di Depan Memberi Contoh
Ini adalah bagian pertama dari semboyan yang dicetuskan Ki Hadjar Dewantara. Setiap anak memiliki cita-cita. Mereka ingin mewujudkan cita cita tersebut karena melihat seorang tokoh. Seorang anak ingin menjadi astronot karena melihat Neil Amstrong, ilmuwan ketika melihat Albert Einstein, guru ketika ia melihat gurunya di kelas, dan lain-lain.Â
Ki Hajar Dewantara berpesan kepada orang orang yang sekarang ini dijadikan anak-anak sebagai panutan untuk memberi contoh yang baik. Jangan sampai ada guru yang seharusnya mampu dicontoh justru melakukan tindakan yang tidak baik atau anggota DPR yang seharusnya jadi contoh melakukan hal tidak terpuji.
Ditengah Memberi Semangat
Kata-kata ditengah mengacu pada siswa itu sendiri. Seorang siswa pastilah memiliki sosok yang dekat dengan mereka, diantaranya guru dan teman-temannya. Ki Hajar Dewantara ingin menekankan bahwa siswa itu sendiri harus saling mendukung.Â
Tolak ukur keberhasilan guru dalam mengajar adalah range nilai yang tidak terlalu besar dalam satu kelas. Tolak ukur ini dapat tercapai tidak hanya dari pengaruh guru, tapi juga dari dukungan antar murid di kelas.
Baca juga : Membumikan Pemikiran Ki Hajar Dewantoro
Selanjutnya yang berperan memberi semangat adalah diri mereka sendiri. Semangat terbesar untuk mendapat pendidikan harus berasal dari siswa itu sendiri.Â
Siswa yang termotivasi akan berusaha belajar dan memperluas wawasan semaksimal mungkin. Mungkin anda pernah melihat tayangan bahwa ada anak yang belajar secara autodidak dan menjadi bisa, itu adalah contoh nyata bahwa motivasi terbbesar seseorang berasal dari diri mereka sendiri
Di Belakang Memberi Dorongan
Pesan ini ditujukan bagi mereka yang berperan penting dalam kemajuan siswa. Orang-orang ini adalah orang tua terutama. Untuk terwujudnya pendidikan yang baik dalam aspek kognitif maupun emosional, dukungan terbesar diberikan oleh orang tua.Â
Orang tua adalah sosok yang berperan dalam pembiayaan pendidikan formal anak dan mengajari anak baik pelajaran untuk mengontrol emosi.
Baca juga : Teladan Seorang Ki Hajar Dewantara
Selain itu tokoh yang berperan memberi dorongan adalah guru. Guru yang hebat menghasilkan murid yang hebat, tapi guru yang luar biasa menghasilkan murid yang pantang menyerah, karena guru yang luar biasa tidak akan menyerah pada kondisi muridnya.Â
Indonesia tidak butuh orang yang cerdas, karena sudah banyak, tapi Indonesia membutuhkan orang yang pantang menyerah meraih cita-cita.
Penutup
Semboyan Ki Hajar Dewantara ingin mengajak kita semua untuk berperan dalam memajukan pendidikan. Bagi yang berperan sebagai pejabat, pemerintah, ataupun semua profesi hendaknya menjadi panutan bagi siswa.Â
Bagi sesama siswa hendaknya saling mendukung satu sama lain. Bagi mereka yang bekerja di belakang layar pendidikan (guru dan orang tua terutama) hendaknya memberi dorongan kepada siswa.
Selamat Hari Pendidikan Nasional 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H