Mohon tunggu...
Jamaludin
Jamaludin Mohon Tunggu... Dosen - Guru dan Dosen

Seorang guru dan dosen, lahir di Bah Jambi, 11 Januari 1973 memiliki latar belakang keilmuan teknik informatika, alumni Magister Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara. Aktif mengajar di SMK Telkom Medan dan Politeknik Ganesha Medan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Amirah, Sehari Semalam Belajar dan Mengajari Amirah

22 Agustus 2022   11:49 Diperbarui: 22 Agustus 2022   15:23 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teringat di sela-sela ngobrol dengan Amirah ketika kunjungan Amirah dan neneknya saat masak tauco dan rendang daging qurban di rumah di bulan Juli 2022 yang lalu, ternyata Amirah belum bisa membaca Al Qur’an dan belum juga bisa membaca Koran. Hal ini mengusik pikiran saya untuk membantu Amirah agar bisa membaca. Maka termotivasi untuk mengajak Amirah untuk tinggal sehari semalam di rumah untuk mengajarinya.

Setelah diskusi dengan anak-anak, akhirnya direncanakan untuk menjemput Amirah dengan mengontak terlebih dahulu Pak Evan Afri M.S sebagai perwakilan dari team Jumat Berbagi Sugiharjo (JBS) Deli Serdang. Setelah dipastikan kesiapan Amirah sendiri yang berangkat tanpa didampingi neneknya untuk dibawa ke rumah, maka hari Sabtu sore (20/08/22) sekitar jam 16.30 saya bersama Azam anak laki-laki saya meluncur ke Batang Kuis untuk menjemput Amirah.

Tiba di rumah Amirah sekitar jam 17.15 disambut gembira Amirah dan neneknya, nampak kegembiraan terpancar dari wajahnya dan ternyata Amirah sudah lama menunggu kedatangan kami dengan bekal tas mungil berisi pakaian dan kerupuk yang rencananya akan diberikan ke kakak Nadya anak perempuan saya.

Sebelum meluncur ke Medan, ngobrol sebentar dengan nenek Amirah ingin mengetahui perkembangan terakhir Amirah. Saya tanyakan ke beliau, “Mengapa Amirah begitu bersemangat mau pergi sendiri dan berpisah dengan nenek dalam waktu satu hari satu malam?”

Beliau menjawab, “Setelah beberapa hari meninggal ummi Heriani, bahwa Amirah sering mengigau memanggil nama Ummi dan pernah juga bermimpi dengan Ummi, pesan yang diberikan dalam mimpinya suruh menjaga diri baik-baik dan minta bantuan Abi (sebutan panggila saya ke anak-anak) bila diperlukan” 

Memang ada yang berbeda keberanian Amirah untuk berpisah sama neneknya semenjak meninggalnya alm istri saya, inilah kisah yang memotivasi Amirah untuk bisa diajak sendiri tanpa neneknya. Padahal sebelumnya bila ingin pergi dengan siapapun bahkan dengan saya sekalipun awalnya  tidak berani dan harus didampingi neneknya.

Jam 18.15 kami meluncur dari Batang Kuis Kabupaten Deli Serdang, tidak berapa lama Azan Magrib berkumandang pas di persimpang jalan sebelah pom bensin. Kami pun sholat Maghrib berjamaah di Masjid Al Jihad Desa Sena, setelah selesai saya tanyakan ke Amirah ternyata dia pun ikut sholat berjamaah.

Kemudian melanjutkan perjalanan menuju Medan, sampai akhirnya tiba di rumah sekitar jam 19.20 Wib, tidak lupa Amirah menyerahkan oleh-oleh kerupuk yang diberikan kepada kak Nadya. Dengan wajah tersenyum menyambut kedatangan Amirah dan bergabung dengan kakak Nadya.

***

Pengalaman Bang Azam Menuju Lokasi Desa Sugiharjo

Foto sekumpulan lembu(Dokpri)
Foto sekumpulan lembu(Dokpri)

Selama ini saya ketika ingin melihat atau menjemput Amirah dan neneknya berangkat sendiri, atau bersama istri ketika masih hidup. 

Kali ini harus berdua dengan anak laki-laki saya bernama Azam ke Batang Kuis karena harus membantu membawa papan tulis jenis whiteboard agar nantinya Amirah bisa belajar mandiri di rumahnya.

Penuturan dari Azam selama dalam perjalanan mendapatkan pengalaman menyenangkan walau kadang harus menahan papan tulis terkena hembusan angin, melewati perumahan, bebera pasar, persawahan dan segerombolan sapi yang melintas sampai akhirnya tiba di rumah Amirah.

Ada yang menarik menurut dia, yaitu melihat segerombolan lembu-lembu yang cukup banyak dari tempat mencari makan menuju rumah karena memang sudah sore. 

Karena banyaknya hampir memakan bahu jalan menyebabkan para pengendara harus antri untuk melewati segerombolan sapi tersebut. Cocok juga klo diberi julukan desa Sugiharjo sebagai desa dengan 1001 ekor lembu karena banyaknya

Menyaksikan Langsung Keluhan di Sistem Pencernaan

Berita seputar gangguan pencernaan Amirah yaitu kesulitan dalam buang air besar sampai berhari-hari saya dapat dapatkan melalui kontak telepon dari neneknya, kadang kala saya mendapat informasi saat Amirah mendapat kesulitan disertai tangisan karena sakit yang dirasakan, saat malam  hari.

Saat itu sekitar jam 23.15 kami yang belum tidur melihat kejadian bagaimana kesulitan Amirah buang air besar, cukup lama juga dia merasakan kesakitan sampai akhirnya keluar kotorannya yang masih tersimpan di dalam celananya.  

Kemudian saya membantu untuk membawanya ke kamar mandi dan mengeluarkan kotorannya dari dalam celananya tersebut, sontak saya kaget melihat betapa besarnya kotoran tersebut.

Setelah saya tanyakan kepada dia, ternyata sudah hampir seminggu tidak ada buang air besar Wajar saja dia merasakan kesakitan, saat dikeluarkan kotoran tersebut. 

Ini derita Amirah yang dirasakan Amirah selama ini sebagaimana diceritakan neneknya melalui kontak telepon, dan saat di rumah kami melihat  langsung kejadian tersebut.

Nenek Amirah pernah menuturkan bahwa, Amirah pernah juga di bawah ke klinik untuk mendapatkan pengobatannya, namun hal tersebut belum maksimal. Ada rencana ingin membawanya ke dokter spesialis pencernaan untuk melihat sumber penyakitnya, namun belum memiliki biaya.

Saya hanya bisa menyarankan untuk sementara banyak mengkonsumsi serat yang berasal dari buah dan sayur. Muda-mudahan hal tersebut bisa mengurangi keluhan penyakitnya saat buang air besar.

Bersosialisasi Bersama Siswa Tapak Suci Muhammadiyah

Image sosialisasi dengan tapak suci (Dokpri)
Image sosialisasi dengan tapak suci (Dokpri)

Pagi harinya setelah sepulang dari sholat Subuh berjamaah di Masjid Taqwa Tanah Tinggi, saya melihat Amirah sudah bangun bahkan sudah mandi mungkin karena kejadian malam mengeluarkan kotorannya membuat dia kurang nyaman, menyebabkan dia mandi di awal pagi.

Kemudian saya mengajak Amirah untuk melihat tapak suci menggelar acara bela diri. Memang setiap hari Ahad ada jadwal tapak suci di halaman Masjid Taqwa Tanah Tinggi, dan saya diberikan amanah untuk mengawal  kegiatan tersebut.

Karena baru pertama kali jumpa dengan siswa tapak suci, wajar dia masih malu-malu dan hanya menonton saja ungkapnya. Jiwa kekanak-kanakan yang masih lugu, saya mencoba untuk mendampinginya dan menjumpakan satu persatu siswa Tapak Suci Tanah Tinggi tersebut.

Harapannya  ke depan dia tidak hanya menonton, namun bisa ikut kegiatan tapak suci tersebut sehingga bisa membentuk fisik dan karakter yang baik.

Belajar Membaca Huruf Al Qur’an, Menghafal Ayat  dan Huruf Abjad

Mengajari Amirah (Dokpri)
Mengajari Amirah (Dokpri)

Sepulang dari kegiatan tapak suci, sarapan bersama Amirah dan memasak kesukaannya yaitu telur ceplok. Memang dalam hal makan dia sangat susah untuk makan sayur terbukti setelah disarankan untuk makan sayur, dia menolaknya. 

Butuh kesabaran untuk mengubah kebiasaan anak-anak sekarang  khususnya Amirah, kemungkinan hal tersebutlah yang menyebabkan  gangguan pencernaan makanan yang dialaminya, saat ini. Setelah itu beberapa jam kemudian, dia pun tertidur siang sampai Dzuhur tiba.

Habis Dzuhur saya manfaatkan untuk mengajari Amirah membaca karena memang walaupun sudah kelas II SD dia belum bisa membaca Al Qur’an dan membaca koran. dan menghafal surat-surat pendek.

Berkaitan hapalan surat-surat pendek khususnya menghapal surat Al Ikhlas memang mendapat tugas guru agamanya di sekolah. Dengan kesabaran akhirnya dia bisa menghapalnya walaupun dengan makhraj yang belum sempurna, tapi sudah cukup baik dari sebelumnya

Setelah itu mulai mengajarkan mengeja huruf Arab dan abjad. Di sini butuh kesabaran tingkat tinggi, namun berkat kesabarannya dia sudah bisa mengenal huruf abjad dan mengeja kata demi kata. 

Awalnya saya belum tahu metode mengajarnya, saya coba saja metodenya secara otodidak, dan dirasa cukup membuat Amirah tidak bosan.

Satu hari satu malam mengajari dan belajar bersama Amirah, banyak pelajaran yang bisa diambil dari Amirah. Dididikan neneknya dengan kehidupan yang keras dan serba kekurangan menyebabkan motivasi untuk berjuang dia dalam meraih apa yang diinginkan. Informasi dari Amirah bahwa dia mendapatkan beberapa perlombaan seperti lomba guli, lomba makan kerupuk dan lomba memasukkan paku ke botol pada saat tujubelasan yang lalu.

Dalam belajar juga begitu, keinginan untuk belajar juga cukup tinggi hanya selama ini tidak didukung oleh keluarganya. Nenek dan kakeknya juga tidak bisa mengajarinya, sehingga selama ini hanya mendapatkan pelajaran dari sekolahnya aja dan kurangnya belajar tambahan lingkungan keluarganya. Semangat perjuangannya itulah yang harus kita tiru dari keteladan Amirah,

#BantuAmirahSekolah

Penulis, Guru SMK Telkom Medan & Dosen Politeknik Ganesha Medan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun