Mohon tunggu...
Jamaludin
Jamaludin Mohon Tunggu... Dosen - Guru dan Dosen

Seorang guru dan dosen, lahir di Bah Jambi, 11 Januari 1973 memiliki latar belakang keilmuan teknik informatika, alumni Magister Teknik Informatika Universitas Sumatera Utara. Aktif mengajar di SMK Telkom Medan dan Politeknik Ganesha Medan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Amirah, Sehari Semalam Belajar dan Mengajari Amirah

22 Agustus 2022   11:49 Diperbarui: 22 Agustus 2022   15:23 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mengajari Amirah (Dokpri)

Sepulang dari kegiatan tapak suci, sarapan bersama Amirah dan memasak kesukaannya yaitu telur ceplok. Memang dalam hal makan dia sangat susah untuk makan sayur terbukti setelah disarankan untuk makan sayur, dia menolaknya. 

Butuh kesabaran untuk mengubah kebiasaan anak-anak sekarang  khususnya Amirah, kemungkinan hal tersebutlah yang menyebabkan  gangguan pencernaan makanan yang dialaminya, saat ini. Setelah itu beberapa jam kemudian, dia pun tertidur siang sampai Dzuhur tiba.

Habis Dzuhur saya manfaatkan untuk mengajari Amirah membaca karena memang walaupun sudah kelas II SD dia belum bisa membaca Al Qur’an dan membaca koran. dan menghafal surat-surat pendek.

Berkaitan hapalan surat-surat pendek khususnya menghapal surat Al Ikhlas memang mendapat tugas guru agamanya di sekolah. Dengan kesabaran akhirnya dia bisa menghapalnya walaupun dengan makhraj yang belum sempurna, tapi sudah cukup baik dari sebelumnya

Setelah itu mulai mengajarkan mengeja huruf Arab dan abjad. Di sini butuh kesabaran tingkat tinggi, namun berkat kesabarannya dia sudah bisa mengenal huruf abjad dan mengeja kata demi kata. 

Awalnya saya belum tahu metode mengajarnya, saya coba saja metodenya secara otodidak, dan dirasa cukup membuat Amirah tidak bosan.

Satu hari satu malam mengajari dan belajar bersama Amirah, banyak pelajaran yang bisa diambil dari Amirah. Dididikan neneknya dengan kehidupan yang keras dan serba kekurangan menyebabkan motivasi untuk berjuang dia dalam meraih apa yang diinginkan. Informasi dari Amirah bahwa dia mendapatkan beberapa perlombaan seperti lomba guli, lomba makan kerupuk dan lomba memasukkan paku ke botol pada saat tujubelasan yang lalu.

Dalam belajar juga begitu, keinginan untuk belajar juga cukup tinggi hanya selama ini tidak didukung oleh keluarganya. Nenek dan kakeknya juga tidak bisa mengajarinya, sehingga selama ini hanya mendapatkan pelajaran dari sekolahnya aja dan kurangnya belajar tambahan lingkungan keluarganya. Semangat perjuangannya itulah yang harus kita tiru dari keteladan Amirah,

#BantuAmirahSekolah

Penulis, Guru SMK Telkom Medan & Dosen Politeknik Ganesha Medan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun