Mohon tunggu...
Jamal Syarif
Jamal Syarif Mohon Tunggu... Dosen - Peneliti dan pengajar

Sinta ID: 6023338

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ayah, Peran Utama yang Tersubordinasikan

12 November 2024   10:09 Diperbarui: 12 November 2024   12:02 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apalagi ketika seorang ayah bekerja jauh dari rumah, masyarakat cenderung menganggapnya sebagai bagian dari tugas seorang ayah. Mereka tidak melihat bahwa ada perasaan rindu yang harus ditekan, ada momen-momen berharga yang terlewatkan, dan ada perasaan bersalah yang kadang muncul ketika tidak bisa berada di samping anak-anaknya pada saat penting.

Jika kita melihat peran ayah dari perspektif yang lebih luas, kita akan menemukan bahwa ayah bukan sekadar pencari nafkah. Ia adalah seorang pemimpin keluarga yang berperan menjaga stabilitas, baik emosional maupun finansial. Di balik keheningan dan kerelaannya berkorban, ada kekuatan mental yang luar biasa untuk menjaga keluarga tetap utuh dan harmonis. 

Seorang ayah harus mampu menjaga keseimbangan, baik sebagai pemimpin keluarga maupun sebagai sahabat bagi anak-anaknya. Di sinilah letak kesulitan yang sering kali tidak dipahami oleh masyarakat.

Banyak ayah yang mengorbankan dirinya untuk kebahagiaan anak dan istrinya, bahkan jika itu berarti menahan diri dari mengungkapkan emosinya. Mereka mengerti bahwa perhatian lebih sering diberikan kepada ibu, dan mereka menerimanya dengan lapang dada. Dalam hati kecil, mungkin ada perasaan cemburu atau harapan agar mereka juga dianggap penting. Namun, sebagai kepala keluarga, ayah sering kali menahan diri untuk tidak menuntut lebih, demi menjaga keharmonisan keluarga.

Sebagai seorang akademisi dan ayah, saya berharap kita dapat merubah pandangan ini, sehingga masyarakat dapat memberikan apresiasi yang seimbang kepada kedua peran orang tua. Ayah dan ibu sama-sama memegang peran yang esensial dalam perkembangan anak, dan keduanya layak mendapatkan pengakuan serta empati yang setara. 

Di Hari Ayah ini, alangkah baiknya jika kita mulai memberikan penghargaan yang selayaknya, bukan hanya dalam bentuk ucapan selamat, tetapi juga dalam bentuk perhatian dan empati. Ayah juga membutuhkan dukungan, apresiasi, dan tempat di hati anak-anaknya yang sama besarnya dengan ibu.

Untuk masa depan yang lebih baik, kita harus mulai membangun kesadaran akan pentingnya peran ayah dalam keluarga. Pendidikan tentang pentingnya kesetaraan dalam mengapresiasi peran orang tua seharusnya menjadi bagian dari upaya kita membangun masyarakat yang lebih adil. 

Menghargai ayah berarti menghargai kontribusi tanpa pamrih yang sering kali tidak terlihat, tetapi berdampak besar pada kehidupan kita semua. Ini bukan tentang menafikan peran ibu; ini tentang memberikan pengakuan kepada mereka yang, dalam diam, telah menjadi pilar kokoh di balik kesuksesan keluarga.

Hari Ayah adalah waktu yang tepat bagi kita untuk merenung dan mengapresiasi mereka yang tidak pernah menuntut apa-apa, tetapi selalu memberikan segalanya. Semoga Hari Ayah di masa mendatang dapat dirayakan dengan kesadaran yang lebih besar, dan semoga kita semua dapat memberikan tempat di hati kita untuk sosok ayah yang selalu mendampingi kita, meski kadang tak terlihat dan tak terucapkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun