Aku tersenyum tipis, berusaha menjaga agar suasana tetap terkendali. "Kalian tetap harus mengikuti kurikulum, tapi juga ingatlah, pendidikan itu jauh lebih luas. Jangan takut untuk menjadi guru yang melampaui nilai dan angka."
Hari itu, aku pulang dengan perasaan campur aduk. Antara idealisme dan tuntutan yang harus kukelola, rasanya seperti berjalan di atas tali yang rapuh. Tapi di tengah malam, ketika aku memikirkan wajah-wajah mahasiswa yang penuh semangat itu, aku tahu aku harus tetap berpegang pada apa yang kuyakini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H