Mohon tunggu...
Jalu Y
Jalu Y Mohon Tunggu... Nelayan - Homo sapiens

Manusia biasa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Depok Sehat dan Cerdas: Program MBG Tingkatkan Gizi dan UMKM Lokal (?)

17 Januari 2025   19:10 Diperbarui: 17 Januari 2025   18:02 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Makan Bergizi Gratis (Sumber.id)

Selain itu, menu yang disajikan tidak harus seragam di setiap wilayah, melainkan disesuaikan dengan potensi bahan pangan lokal. Langkah ini tidak hanya memberikan variasi bagi penerima manfaat, tetapi juga mendorong penggunaan produk lokal untuk mendukung kedaulatan pangan. Kegiatan pemilihan menu telah melalui proses tinjauan dan analisis oleh ahli gizi, memastikan bahwa makanan yang disediakan memenuhi standar kesehatan dan keberagaman nutrisi.

Depok memiliki 6 SPPG yang menghasilkan 18.000 porsi makanan sehat per hari untuk Program MBG. Menu dirancang memenuhi gizi seimbang, mendukung bahan pangan lokal, dan telah diverifikasi ahli gizi.

Pengantaran Tepat Waktu

Pemilihan lokasi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Depok telah melalui analisis menyeluruh untuk memastikan aksesibilitas bagi seluruh sekolah di wilayah tersebut. Meski Depok merupakan hub mobilisasi utama menuju Jakarta, dengan lalu lintas tinggi dari Kabupaten dan Kota Bogor, pemerintah tetap berkomitmen untuk menjaga kelancaran distribusi.

Upaya manajemen operasional terus ditingkatkan untuk memastikan pengantaran makanan bergizi tepat waktu kepada penerima manfaat. "Kami akan terus mengevaluasi dan memperbaiki sistem distribusi agar penerima manfaat selalu mendapat makanan bergizi sesuai jadwal," tegas Kolonel Infanteri Iman Widhiarto, Komandan Kodim 0508/Depok.

Lokasi SPPG di Depok dipilih strategis untuk menjangkau sekolah, meski lalu lintas tinggi. Distribusi makanan bergizi dijamin tepat waktu, dengan evaluasi berkelanjutan.

Pengelolaan Zero Waste

Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup, Novrizal Tahar, menyampaikan bahwa jika Program Makan Bergizi Gratis (MBG) dijalankan secara nasional, penerima manfaat bisa mencapai 24 juta siswa sekolah dasar. Namun, pemerintah juga tidak menutup mata terhadap tantangan potensi limbah makanan. Berdasarkan data Kemenko Bidang Pangan Desember 2024, jika setiap siswa menghasilkan 50--100 gram sampah makanan per hari, timbulan food waste bisa mencapai 2.400 ton per hari atau setara dengan 624 ribu ton per tahun. "Ini adalah peluang besar untuk membuktikan bahwa kita bisa memberikan gizi terbaik sambil tetap menjaga kelestarian bumi," ungkapnya optimistis.

Pemerintah telah menyiapkan transformasi kebijakan untuk mengelola sampah secara holistik, mulai dari hulu hingga hilir, dengan pendekatan sirkular ekonomi. Sisa makanan dari program ini tidak dibuang sia-sia, tetapi diolah menjadi pupuk kompos atau digunakan untuk budi daya maggot, menciptakan nilai tambah dari limbah. Selain itu, pemerintah memastikan bahwa kemasan makanan dalam program MBG menggunakan tray ramah lingkungan yang dapat digunakan berulang kali, mengurangi ketergantungan pada plastik sekali pakai.

"Program ini bukan sekadar soal makanan bergizi, tetapi juga langkah nyata menjaga keberlanjutan lingkungan," tambah Novrizal. Dengan Standard Operating Procedure (SOP) yang terus disosialisasikan ke dinas-dinas lingkungan hidup daerah, pemerintah optimistis MBG akan menjadi contoh sukses bagaimana pemberian gizi dapat berjalan seiring dengan upaya melindungi lingkungan.

Lokasi SPPG di Depok dipilih strategis untuk menjangkau sekolah, meski lalu lintas tinggi. Distribusi makanan bergizi dijamin tepat waktu, dengan evaluasi berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun