Mohon tunggu...
Abdul Jalil
Abdul Jalil Mohon Tunggu... Jurnalis - suka tantangan dan hiburan

hidup itu saling melengkapi,,,semuanya,tanpa terkecuali.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Soal Tugu Palu Arit di Jalan Tol Madiun, Kenapa Politikus Kita Hobi Ngisruh?

19 Februari 2020   23:52 Diperbarui: 20 Februari 2020   08:37 2314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu JNK di Tol Madiun | Dok. Jasa Marga

Tapi, mengapa jalur tabayun tidak ditempuh? Ya karena kalau cuma tabayun, kontroversi itu hanya berhenti di telinga mereka. Sekali lagi, target mereka bukan itu, tetapi ingin menciptakan kegaduhan dan mendapatkan keuntungan politik dari kontroversi tersebut.

PT Jasa Marga Ngawi Kertosono Kediri (JNK) mengonfirmasi opini yang menyebutkan tugu di GT Madiun itu sebagai palu arit itu keliru dan ngawur. Tugu itu merupakan bentuk 3 dimensi dari logo perusahaan PT JNK.

Melalui siaran pers PT Jasa Marga dijelaskan saat dilihat dari sudut tertentu, tugu tersebut akan membentuk huruf J-N-K. Tugu itu terdiri dari dua bagian tugu putih lurus dan lengkungan persis seperti logo PT JNK.

Bentuk logo itu juga memiliki arti. Untuk lengkung (sebagian orang menganggap arit) itu memiliki arti bahwa perusahaan senantiasa memberikan layanan jalan tol terbaik berorientasi kepada pelanggan. 

Sedangkan tugu menjulang ke atas (persepsi sebagian menyebut palu) itu melambangkan perusahaan berorientasi pada pertumbuhan shareholder value dan peningkatan prosperity stakeholder dengan memperhatikan prinsip good corporate governance.

Mengenai penempatan tugu di GT Madiun, kata Dirut PT JNK Dwi Winarsa menyampaikan bahwa GT Madiun merupakan akses strategis keluar masuk kendaraan yang akan menuju Kota Madiun, Ponorogo, Magetan, hingga Pacitan. Selain itu, di pintu tol Madiun juga akan dibangun Kantor Pusat PT JNK.

"Selain itu, kami mencatat di GT Madiun memiliki volume lalu lintas tertinggi dibandingkan dengan GT lainnya seperti Caruban maupun Nganjuk," kata Dwi dalam siaran pers.

Dwi juga menyampaikan kalau sebenarnya tugu tersebut belum selesai 100%. Nantinya di tugu itu juga akan dipasang tulisan NJK dan logo PUPR. Ini bertujuan supaya persepsi publik tidak liar.

Tolong banget, para politikus bisa mengendalikan bacot dan cuitannya. Supaya kita bisa sedikit lega hidup di bumi Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun