Raungan mesin speedboat 40 PK yang membelah derasnya arus sungai Melawi menjadi resonansi irama yang indah. Hembusan angin sungai membuat kami tidak merasa kepanasan meski di badan sungai dengan sinar mentari yang menyengat di siang bolong. Dalam keheningan dan kebisuan kami sekitar 10 jam pergi pulang, banyak ide, pikiran-pikiran positif terlintas tentang masyarakat di sepanjang sungai Melawi, tentang gerakan pemberdayaan masyarakat dengan credit union.
Dengan mulus pesawat Wings Air mendarat di Bandara Tebelian, Sintang. Ini bandara baru yang dibangun era Presiden Jokowi.Â
Areal bandara yang dikelilingi hutan agak berawa-rawa ini cukup luas dan jauh dari pemukiman penduduk. Ini kali pertama saya di bandara Tebelian sejak diresmikan sekitar tiga tahun silam.
Perjalanan dilanjutkan dengan mobil menuju Nanga Pinoh, ibu kota Kabupaten Melawi, sekitar satu jam. Jalanan mulus beraspal, hanya sekitar satu kilometer dekat Nanga Pinoh jalan rusak, berlobang-lobang.Â
Sesampai di Pinoh kami mengisi kampung tengah. "Lebih baik kita makan di Pinoh sebelum perjalanan panjang,"ajak Pastor Fredy. Kami pun mencari hidangan "nasi merah" di Pasar Pinoh.
Petualangan sesungguhnya dimulai. Saya bersama Pastor Dr. Fredy Rante Taruk, Pr. dan Andi menuju kota Kemangai, Ibu Kota Kecamatan Ambalau.Â
Karena politis, kepentingan elit-elit lokal disana, warga kecamatan Ambalau harus melewati Kabupaten Melawi jika berusan ke ibu kota Kabupaten Sintang. Mestinya kecamatan ini masuk wilayah Kabupaten Melawi karena akses darat dan sungai lebih dekat. Â
Pastor Fredy adalah pendiri dan ketua pertama Credit Union Sabhang Utung (CUSU), yang ketika itu sebagai Pastor di Paroki Ambalau.Â
Kini beliau sebagai penasihat CUSU. Andi adalah staf Puskopdit BKCU Kalimantan. Kami ke Ambalau untuk menghadiri RAT CU Sabhang Utung Tahun Buku 2018 (12/2/2019) sekaligus Pastor Fredy memberikan penguatan kepada para Pengurus, Pengawas, Kelompok Inti dan staf CUSU.Â
Pada RAT Tahun Buku 2017 Pastor Fredy bersama Pengurus, Manajemen Puskopdit BKCU Kalimantan juga hadir. CUSU memang dalam dua tahun terakhir menjadi perhatian khusus dari Puskopdit BKCU Kalimantan. Â
Dari pangkalan speedboat di pasar Pinoh perjalanan mudik sungai Melawi menuju Kemangai ditempuh selama 6 jam. Agar merasa nyaman, kami memakai jaket, topi, kaca mata, masker. Body speedboat yang kecil tersebut terpaksa diisi dengan 8 orang penumpang plus motorisnya.Â
Dengan bersempit-sempit dan kaki mesti ditekuk, harap dimaklumi saja, inilah satu-satunya sarana transportasi yang cepat menuju Kemangai.
Meski terasa melelahkan dan terkadang menyeramkan di bagian-bagian sungai yang deras dan lebar, namun kami menikmati perjalanan ini dan menyenangkan. Di tepian sungai sepanjang perjalanan akan dijumpai kampung-kampung penduduk. Hamparan pepohonan di kiri kanan sungai meneduhkan hati dan pikiran.
Menurut saya warga di sepanjang sungai Melawi ini cukup kaya karena umumnya pekerjaan mereka adalah mendulang emas. Apakah benar demikian? Di tepian sungai, dari Nanga Pinoh sampai Ambalau, tidak kurang 500 unit mesin jek emas.Â
Banyak badan sungai Melawi yang melebar karena tepiannya dikeruk para penambang emas. Banyak ada beberapa bagian sungai yang berpindah alur karena tertimbun pasir pengerukan penambang. Â
Sepanjang perjalanan pergi pulang sepuluh jam ini saya hanya menemukan belasan ekor burung bangau putih di tepian sungai. Tidak ada binatang lain (semisal monyet, yang biasanya banyak di pinggiran sungai) yang kami jumpai.Â
Mungkinkan sudah punah karena hutan habitatnya juga punah? Maklum, di daerah aliran sungai Melawi sudah banyak perkebunan kelapa sawit dan areal perusahaan kayu (HPH). Seteah sekian lama saya tidak melihat rangkaian rakit yang membawa batang kayu gelondongan, kali ini saya menemukannya. Kayu-kayu ini milik perusahaan HPH PT Alas Kusuma Grup.Â
CU Sabhang Utung
Perjalanan panjang ini kami lakukan dengan senang hati demi Credit Union Sabhang Utung. Saya salut dan respek sekali dengan Pastor Fredy. Ketika kesana, beliau baru beberapa hari pulang mendampingi rombongan ziarah rohaniu CU Pelita Sejahtera Jakarta ke Yerusalem; sehingga masih jetlag.Â
Beliau beberapa minggu sebelumnya full konsentrasi untuk ujian disertasi doktoral di Universitas Trisakti dan berhasil lulus sebagai doktor ekonomi management strategic. Belum lagi tugasnya sebagai Ketua PSE Keuskupan Agung Makasar dan Ketua Pengurus CU Sauan Sibarrung, Tana Toraja.
"CU Sabhang Utung ini didirikan sebagai wadah pemberdayaan, sebagai wadah perjuangan masyarakat Uud Danum untuk hidup lebih sejahtera. Agar masa depan anak-anak muda Dayak Uud Danum lebih baik.Â
Karena itu saya berkomitmen untuk terus mensupport CU Sabhan Utung agar menjadi CU yang sehat, kokoh dan berkelanjutan.,"jelas Pastor Fredy dalam pengarahannya kepada peserta RAT CUSU (12/2/2019).
Credit Union Sabhang Utung berdiri tanggal 17 september 2004 dengan badan hukum Nomor 255/bh/x/2011. Kantor pusat di Kompleks Pasar Melati, Desa Nanga Kemangai, Kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintang, Kalbar. Misi credit union sabhang utung adalah : "memberi pelayanan keuangan dan pemberdayaan kepada anggota untuk memiliki usaha produktif". Visi CUSU adalah : "menjadi pelopor usaha produktif anggota yang efektif dan terpercaya". Budaya kerja CUSU adalah : "empaty terhadap rekan kerja, ber-tanggung jawab terhadap tugas dan pekerjaan, serta berprilaku disiplin dalam semua keadaan"; dengan motto "solid, kokoh dan terpercaya".
Pengurus periode 2017-2021: Dominikus Edison ( Ketua ), Matius Kalibua ( Wk. Ketua ), D. Yoprianus Bira (Sekretaris) , Adrianus Kusmiran ( Bendahara ), RD. Vinsensius Yakobus (Bidang SDM), Paulus Vanboor ( Bidang Aset ), Beneng, St ( Penganggungjawab Tp. Sintang) , Antonius Jadam ( Bid. Kredit ), Yustina Teren ( Bid. Diklat ). Pengawas Periode 2017-2021: Aloisius Otong (Ketua), Antonius Anyu (Sekretaris), Regina Sriwati (Anggota).Â
Manejemen:Â Supardi Yosep, Silvina Rosita, Yan Arie Hanggara, Sri Hartati, Antonius Bonar, Zepri Setu, Bujeng Suryadi, Jitian, Erniwati, Antonius Adi, Â Samsun, serta staf 3 orang kontrak Sius, Eli Diana dan Yayuk Ruliyanti.
Mewakili Puskopdit BKCU Kalimantan, sebagai Ketua Pengurus, Â dalam sambutan pada pembukaan RAT Tahun Buku 2018, saya meyakinkan para anggota, para pemilik CUSU bahwa Puskopdit BKCU Kalimantan sebagai pembina, pendamping CU Sabhang Utung, sejak awal berkomitmen penuh untuk memfasilitasi agar CU Sabhang Utung tetap eksis, semakin berkembang dan berkelanjutan.
 Â
 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H