Mohon tunggu...
Epetebang
Epetebang Mohon Tunggu... Wiraswasta - untaian literasi perjalanan indah & bahagiaku

credit union, musik, traveling & writing

Selanjutnya

Tutup

Money

Sepuluh Jam Membisu untuk CUSU

5 April 2019   11:23 Diperbarui: 6 April 2019   10:16 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dari pangkalan speedboat di pasar Pinoh perjalanan mudik sungai Melawi menuju Kemangai ditempuh selama 6 jam. Agar merasa nyaman, kami memakai jaket, topi, kaca mata, masker. Body speedboat yang kecil tersebut terpaksa diisi dengan 8 orang penumpang plus motorisnya. 

Dengan bersempit-sempit dan kaki mesti ditekuk, harap dimaklumi saja, inilah satu-satunya sarana transportasi yang cepat menuju Kemangai.

Meski terasa melelahkan dan terkadang menyeramkan di bagian-bagian sungai yang deras dan lebar, namun kami menikmati perjalanan ini dan menyenangkan. Di tepian sungai sepanjang perjalanan akan dijumpai kampung-kampung penduduk. Hamparan pepohonan di kiri kanan sungai meneduhkan hati dan pikiran.

Menurut saya warga di sepanjang sungai Melawi ini cukup kaya karena umumnya pekerjaan mereka adalah mendulang emas. Apakah benar demikian? Di tepian sungai, dari Nanga Pinoh sampai Ambalau, tidak kurang 500 unit mesin jek emas. 

Banyak badan sungai Melawi yang melebar karena tepiannya dikeruk para penambang emas. Banyak ada beberapa bagian sungai yang berpindah alur karena tertimbun pasir pengerukan penambang.  

Log-log kayu menjadi pemandangan tersendiri (foto:edipetebang)
Log-log kayu menjadi pemandangan tersendiri (foto:edipetebang)

Sepanjang perjalanan pergi pulang sepuluh jam ini saya hanya menemukan belasan ekor burung bangau putih di tepian sungai. Tidak ada binatang lain (semisal monyet, yang biasanya banyak di pinggiran sungai) yang kami jumpai. 

Mungkinkan sudah punah karena hutan habitatnya juga punah? Maklum, di daerah aliran sungai Melawi sudah banyak perkebunan kelapa sawit dan areal perusahaan kayu (HPH). Seteah sekian lama saya tidak melihat rangkaian rakit yang membawa batang kayu gelondongan, kali ini saya menemukannya. Kayu-kayu ini milik perusahaan HPH PT Alas Kusuma Grup. 

CU Sabhang Utung

P.Fredy (kanan), Ketua pertama CUSU, menyerahkan cinderamata kepada Ignasius Juan, wakil bupati Sintang (dok.2004)
P.Fredy (kanan), Ketua pertama CUSU, menyerahkan cinderamata kepada Ignasius Juan, wakil bupati Sintang (dok.2004)
Perjalanan panjang ini kami lakukan dengan senang hati demi Credit Union Sabhang Utung. Saya salut dan respek sekali dengan Pastor Fredy. Ketika kesana, beliau baru beberapa hari pulang mendampingi rombongan ziarah rohaniu CU Pelita Sejahtera Jakarta ke Yerusalem; sehingga masih jetlag. 

Beliau beberapa minggu sebelumnya full konsentrasi untuk ujian disertasi doktoral di Universitas Trisakti dan berhasil lulus sebagai doktor ekonomi management strategic. Belum lagi tugasnya sebagai Ketua PSE Keuskupan Agung Makasar dan Ketua Pengurus CU Sauan Sibarrung, Tana Toraja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun