Mohon tunggu...
Epetebang
Epetebang Mohon Tunggu... Wiraswasta - untaian literasi perjalanan indah & bahagiaku

credit union, musik, traveling & writing

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

30 Tahun Mencipta Nilai Kehidupan

9 Desember 2018   22:01 Diperbarui: 9 Desember 2018   22:37 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dua ribu delapan belas adalah tahun yang spesial bagi gerakan credit union dunia dan Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) BKCU Kalimantan. Tahun ini, insan CU seluruh dunia merayakan 200 tahun kelahiran  Fredrich Wilhelm Raiffeisen, pendiri credit union. Di Asia, dalam kordinasi ACCU, perayaan 200 tahun Raiffeisen mengambil tema "Rekindling Raiffeisen's Ideologies in the Hearth o Every Credit Union". Kita, para aktivis dan anggota credit union, diingatkan bahwa mempraktikkan ideologi, misi, nilai-nilai dan prinsip- prinsip credit unionlah yang akan membuat credit union sehat, kokoh, berkelanjutan dan membuat anggotanya berdaya dan mandiri.

Puskopdit BKCU Kalimantan pun merayakan "karya keselamatan" dari Raiffeisen tersebut. Sejak berdiri tanggal 27 November 1988, Puskopdit BKCU Kalimatan, bolehlah kami katakan, telah menjadi perpanjangan tangan Raiffeisen untuk memfasilitasi, menguatkan dan menjaga credit union anggotanya agar tetap berjalan pada ideologi Raiffeisen tersebut.

"Ideologi Raiffeisen memberikan dampak memperbaiki kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat di seluruh dunia. Insan-insan  koperasi di Asia harus selalu menggemakan dan menjadikan nilai-nilai dan prinsip-prinsip CU model Raiffeisen agar CU/koperasi berbeda dari lembaga keuangan lainnya",pinta Andrew So, pendiri dan mantan Presiden Asian Confederation of Credit Union (ACCU) dalam Credit Union Asian Forum Tahun 2018 di Manila.

Gerakan koperasi di seluruh duniatelah berkontribusi besar dalam menangani krisis keuangan, berkontribusi pada pencapaian SDG, khususnya pada tujuan pada kemiskinan, pemberdayaan perempuan, pendidikan untuk semua dan lingkungan.  Gagasan Raiffeisen begitu kuat sehingga UNESCO (Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB) mengakuinya sebagai "Warisan Budaya Tak Berwujud".

Di Kalimantan Barat, tempat dimana Puskopdit BKCU Kalimantan didirikan dan berkantor, credit union telah menjadi sebuah bentuk aksi nyata masyarakat melawan ketertindasan, ketidakadilan dan kemiskinan yang mereka alami. Credit union menjadi alat pemersatu, rekonsiliasi bagi masyarakat multi-etnis yang beberapa waktu lalu terlibat belasan konflik etnis, karena CU bersifat terbuka untuk semua orang.

CU benar-benar menjadi tumpuan dan alat untuk memperbaiki taraf kehidupan anggotanya. Sebagian masyarakat Kalbar, dan di tempat lain,  sudah CU minded. Misalnya, sejak lahir anaknya sudah dimasukkan menjadi anggota CU.

CU telah berkontribusi nyata dalam pemberatasan kemiskinan. Di pedesaan hampir tiap rumah ada sepeda motor, rumah permanen, anak-anak sarjana, bisa berobat; semuanya berkat CU. Ada ribuan orang yang bekerja sebagai pegawai CU; jutaan orang yang bisa menghidupi keluarganya karena bisnis yang dibangun dengan modal dari CU. Yang paling terasa dampaknya adalah CU mampu mengubah mindset masyarakat, di pedesaan khususnya; menjadi pandai mengelola keuangan rumah tangga, mampu merencanakan hari depannya.

Dibanding daerah lain di Indonesia, Kalbar bisa dikatakan surga credit union. Nah, mengapa CU berkembang pesat di Kalbar? Menurut pengamatan saya, CU-CU berkembang baik di Kalbar karena didirikan atas proses penyadaran yang mendalam untuk bangkit dari kemiskinan dan menjadi pilihan utama. Penyadaran itu dimulai dari komunitas kecil, seperti guru-guru, umat paroki, komunitas adat. Komunitas ini meski awalnya kecil tetapi sangat solid sebagai basis utama tumbuh dan berkembangnya CU. Dari sinilah kemudian itu CU-CU itu berkembang pesat dan menjadi besar. 

Ada tokoh-tokoh di tiap CU sebagai penjaga roh agar CU tetap berjalan sesuai dengan cita-cita awal pendiriannya. Dalam banyak kasus, CU yang kolaps karena kehilangan tokoh pendiri, didirikan dengan sponsor serta karena konflik internal; bukan karena faktor eksteral.

Selain itu, CU yang konsisten melaksanakan pendidikan bagi anggota dan pengurus, pengawas, komite, Pokti, manajemen; serta taat azas dengan kebijakan/aturan dalam bingkai tata kelola CU sehat, itulah CU yang eksis, sehat dan akan berkelanjutan.

Faktor lain yang menarik, perkembangan sangat menakjubkan CU di Kalbar di banding daerah lain, karena kemampuan para pegiat CU dalam mentransformasikan nilai-nilai, tradisi, budaya setempat dalam pengelolaan CU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun