Mohon tunggu...
Epetebang
Epetebang Mohon Tunggu... Wiraswasta - untaian literasi perjalanan indah & bahagiaku

credit union, musik, traveling & writing

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Hore, Umat Katolik - Tionghoa Pontianak Dispensasi Pantang

9 Februari 2018   09:56 Diperbarui: 9 Februari 2018   10:46 1344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mgr.Agustinus Agus, Uskup Agung Pontianak. sumber foto: globalindonesianvoices.com

Mungkin banyak akan bertanya, apa kaitan dengan Jeruk dengan Hari Raya Imlek. Jeruk dalam bahasa mandarin adalah Ju. Ju memiliki nada yang hampir sama dengan Ji. Tulisan mandarinnya Ju juga sangat mirip dengan Ji. Ji artinya keberuntungan sehingga dengan adanya Jeruk berarti kita bisa mendapatkan keberuntungan sepanjang tahun.

Nenas;

Gantungan Nenas di Tahun Baru Imlek, mayoritas terdapat di daerah Tiongkok Selatan hingga Asia Tenggara, yaitu daerah dengan bahasa lokal Hokkian atau Tiociu, termasuk Taiwan, Hongkong, dan Asia Tenggara. Karena dalam bahasa lokal Hokkian dan Tiociu, nenas disebut "wang lai", kata "wang" dalam ke dua bahasa local mempunyai arti "jaya" (bukan diartikan "uang" dalam bahasa Indonesia, seperti banyak orang Tionghoa Indonesia mengartikannya), sedangkan kata "lai" berarti "datang". Maka dengan menggantungkan/memajang nenas di lingkungan rumah pada saat Tahun Baru Imlek, orang mengharapkan Tahun Baru ini juga akan mendatangkan kejayaan bagi keluarga tersebut.

Angpao;

Mungkin semua kita sudah tidak asing lagi dengan istilah ini. Saat ini, pemberian Angpau tidak hanya dilakukan saat merayakan Imlek, tapi Angpau juga dapat ditemukan dalam berbagai kegiatan yang sifatnya bahagia dan sukacita seperti memberikan angpau saat ulang tahun dan menikah. Memberikan Angpau kepada Generasi yang lebih muda seperti anak-anak kecil dan muda-mudi yang belum menikah dalam Tahun Baru Imlek adalah sebagai harapan atau ucapan selamat dari si pemberi Angpau kepada si penerima Angpau. Saat memberikan Angpau, si pemberi Angpau biasanya akan mengucapkan berbagai ucapan selamat dan harapannya kepada penerima Angpau. Contohnya seperti Semoga anda mencapai kemajuan dalam belajar, semoga anda sehat selalu, semoga karir anda semakin baik dan lain sebagainya.

Nilai -- nilai yang dapat kita petik dalam Perayaan Imlek.

Gereja Katolik mengahargai makna dari peristiwa budaya Imlek yang masih dihayati oleh sebagian orang Tionghoa yang beragama Katolik. Ada beberapa nilai yang dapat kita maknai kembali sebagai orang beriman Katolik dari budaya merayakan Imlek:

  • Perayaan Imlek adalah perayaan kehidupan yang pasti menghargai dan menghormati Tuhan Sang Pencipta (taqwa), manusia dan alam ciptaanNya.
  • Perayaan Imlek merupakan perayaan pendamaian (rekonsiliasi dan harmoni) antara manusia dengan Allah, manusia dengan sesama dan manusia dengan alam ciptaanNya.
  • Perayaan Imlek merupakan sarana perwujudan adat istiadat yang menjadikan manusia sebagai Jen (manusia bijak).
  • Perayaan Imlek adalah perayaan Syukur bersama keluarga dan komunitas serta masyarakat.
  • Perayaan Imlek adalah perayaan persaudaraan yang diwujudkan dengan berbela rasa dan berbagi kepada sesama manusia yang miskin dan menderita.

Usulan kebijakan Pastoral Perayaan Imlek 2018.

Berhubung perayaan Imlek tahun 2018 bertepatan dengan hari Jumat dimana Umat Katolik wajib berpantang dari daging dan pantang pilihan pribadi, maka sebagai Uskup Keuskupan Agung Pontianak, saya memberikan dispensasi dari kedua jenis pantang ini bagi sesama umat Katolik di Keuskupan Agung Pontianak. Pantang tersebut dapat dipindahkan ke hari lain.

Keuskupan Agung Pontianak mengharapkan umat Allah yang merayakan tahun baru Imlek mempertimbangkan dialog dengan budaya Tionghoa. Semoga kita semakin dewasa dalam mempertimbangkan dan memilah mana yang bermakna, baik dari ajaran gereja Katolik tentang pantang dan puasa dimasa prapaskah, maupun dari budaya dan tradisi Tionghoa. Oleh karena itu Keuskupan Agung Pontianak menawarkan kebijakan sebagai berikut: "Umat Allah dapat merayakan Misa Syukur Tahun Baru Imlek pada hari Jumat tgl 16 Februari 2018, dengan penuh sukacita dan berbela rasa serta berbagi rejeki dengan orang miskin, menderita dan tersisih serta berkebutuhan khusus. Ibadat jalan salib baik secara pribadi maupun kelompok/paroki pada tanggal 16 Februari 2018 dapat dipindahkan ke hari lain".

Demikianlah kebijakan Pastoral Keuskupan Agung Pontianak tentang perayaan Imlek pada umumnya dan tahun 2018 pada khususnya yang bertepatan dengan hari Jumat 16 Februari sesudah hari Rabu Abu (pantang). Semoga umat Allah Keuskupan Agung Pontianak semakin tangguh dalam Iman terlibat dalam persaudaraan dan berbela rasa terhadap sesama dan lingkungan hidupnya. Amin.

"Salam persatuan dalam kebhinekaan"

Pontianak, 7 Februari 2018

Mgr. Agustinus Agus, Uskup Agung Pontianak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun