Mohon tunggu...
Epetebang
Epetebang Mohon Tunggu... Wiraswasta - untaian literasi perjalanan indah & bahagiaku

credit union, musik, traveling & writing

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pemberdayaan Komunitas Model CU Sauan Sibarrung, Tana Toraja

16 September 2017   05:37 Diperbarui: 16 September 2017   05:48 2511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekretariat Komunitas Padang, dampingan CU Sauan Sibarrung (foto: puskopdit bkcuk)

Jalanan berkelok turun naik perbukitan tidak terasa memabukkan karena mata kita dimanjakan dengan pemandangan bukit-bukit pinus dan cemara serta hamparan sawah di kiri kanannya. Sekitar 10 kilometer dari Makale, ibukota Kabupaten Tana Toraja, ditambah dua kilometer dari Jalan Poros To'Kua (Jalur Makale-Makasar), tepat di RT Lebane, Dusun Padang, Lembang (Desa) Gasing, Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan, kita akan melihat sebuah pondok di perbukitan kecil. Meski kecil dan sederhana, pondok ini sangat terkenal di kawasan tersebut. Pondok tersebut adalah pusat kegiatan pemberdayaan. Di pondok itulah "markas" Komunitas Padang, satu diantara puluhan komunitas yang menjadi dampingan/binaan Credit Union Sauan Sibarrung (CUSS).

Pondok seluas 6 x 8 meter persegi tersebut dibangun diatas tanah seluas 1.000 meter persegi. Tanah tersebut pinjaman dari seorang pendamping komunitas. Sejumlah material juga disumbangkan pendamping komunitas. Sedangkan pengerjaan pembuatan pondok dilakukan secara gotong royong. Pondok ini biasa digunakan untuk kegiatan komunitas. "Ke depan kami terbuka kepada siapa saja yang ingin memanfaatkannya untuk kegiatan pemerintahan, masyarakat ataupun keagamaan. Tempat ini akan menjadi pusat pelatihan masyarakat yang bisa juga diikuti masyarakat dari luar komunitas Padang," jelas Laurensius Palinoan, pendamping Komunitas Padang.

Penduduk Dusun Padang berjumlah 136 kepala keluarga (KK) dimana sebagian anggota keluarga dari 90 KK menjadi anggota CUSS. Sesuai dengan kebijakan CUSS, bahwa jika ada 30% warga komunitas sudah menjadi anggota CUSS, maka bisa dibentuk komunitas binaan.

Warga komunitas Padang mayoritas memeluk agama Katolik dan Kristen; dan sekitar 0,1 persen Muslim; ada kecil sekali yang melakukan praktek agama asli suku Toraja yang dinamakan Alukta (Hindu Toraja). Hampir 99 persen warganya hidup dari bertani sawah, tanaman perkebunan (kopi, kakao) dan palawija serta beternak (sapi, kerbau, babi, ayam kampung).

Menurut Anton Rantetana, Manajer Pemberdayaan CUSS, ada dua alasan pokok mengapa komunitas Padang ini dipilih untuk didampingi. Pertama, mayoritas anggota komunitas adalah petani dan sudah kegiatan-kegiatan komunitas. Hal ini mempermudah untuk melakukan pengorganisasian dan sesuai dengan misi CUSS untuk memberdayakan para petani. Kedua, sudah 30 persen dari warga komunitas menjadi anggota CUSS sehingga memenuhi standar yang dipersyaratkan CUSS.

Cikal bakal terbentuknya komunitas ini adalah dilaksanakannya pertemuan pertama pada bulan Agustus 2015 yang difasilitasi oleh pendamping dari CU Sauan Sibarrung (CUSS). Sebelum dilaksanakannya pertemuan pertama, terlebih dahulu dilakukan beberapa kali kunjungan awal oleh pendamping dari CUSS. Kunjungan ini untuk mendapatkan respon awal dari masyarakat serta mengetahui potensi, peluang, tantangan dan yang terpenting adalah memastikan apakah anggota komunitas ini sudah layak sesuai ketentuan CUSS untuk ditetapkan sebagai komunitas dampingan CUSS.

Setelah dilakukan pendataan, sesuai ketentuan pembentukan komunitas dampingan cari CUSS,  ternyata di komunitas Padang ini sudah 30 persen warganya menjadi anggota CUSS. Artinya, berdasarkan studi kelayakan serta persyaratan jumlah anggota CUSS, maka komunitas ini layak dijadikan komunitas dampingan. Karena itulah tanggal 28 Februari 2016 dilaksanakan peresmian komunitas ini. 

Pemilihan pengurus komunitas dilakukan dengan cara dipilih secara tertutup dengan menulis nama calon di secarik kertas. Ada tiga kali pemilihan secara demokratis, yakni pemilihan ketua, sekretaris dan bendahara. Suara terbanyak pada pemilihan pertama sebagai ketua; yang kedua sebagai sekretaris dan ketiga sebagai bendahara.

Selanjutnya ada pertemuan-pertemuan komunitas. Menurut buku catatan komunitas Padang,  pertemuan keempat berisi pelatihan ternak ayam kampung. Pertemuan kelima mengadakan pelatihan pengolahan pangan lokal (yakni kue, keripik dari talas; abon dari jantung pisang; sari jahe; snack dari talas). Pertemuan keenam peresmian/pengukuhan oleh Pengurus CUSS.

Isi acara peresmian adalah doa pembukaan, sambutan dari manajer TP, sambutan dari Komite TP, sambutan dari Pengurus, pembacaan SK dan pengukuhan dari Pengurus CUSS, ramah tamah (snack) dan doa penutup.

Komunitas ini mempunyai program kerja tahunan. Dalam setiap pertemuan (atau kombongan dalam bahasa Toraja) dilakukan evaluasi apa yang sudah dilakukan, apa yang akan dilakukan dalam pertemuan hari itu dan apa yang akan dilakukan dalam hari-hari mendatang baik secara pribadi maupun kelompok. 

Komunitas Padang didampingi empat orang, yakni dari Pengurus CUSS bidang pemberdayaan, manajer TP, komite TP dan Kelompok Inti. Laurensius Palinoan, dari unsur komite TP. Pendamping diberi SK oleh pengurus CUSS ia  berasal dari komunitas Padang tetapi tinggal di kampung sebelahnya.

Pendamping komunitas mengunjungi komunitas minimal tiga kali dalam sebulan. Ketika kunjungan, pendamping melakukan pelatihan keterampilan teknis, seperti pembuatan pakan ternak, pupuk kompos dan cair; pengerjaan pondok komunitas. Pendamping juga bisa dihubungi via telpon jika ada kesulitan ketika mereka praktek pembuatan pakan atau pupuk misalnya. Pendamping komunitas Padang ini adalah juga aktivis gereja dan pemerintah lokal, seperti pengurus desa/dusun. Dalam pemberdayaan komunitas ini maka peran pendamping sangat vital.

"Mereka adalah orang-orang yang tanpa lelah, mengorbankan waktu, tenaga, biaya untuk memberdayakan komunitasnya. Mereka mau melakukan ini karena merasa aktivitas itu adalah panggilan jiwanya untuk membantu sesama warganya agar hidup lebih sejahtera. Mereka menjadi berkat bagi siapa saja, apa saja dan di mana saja," jelas Yulius Ruruk, Pengurus CUSS Bidang Pemberdayaan.    

Aktivitas rutin di komunitas ini adalah pertemuan rutin setiap minggu kedua (sebulan sekali), pelatihan keterampilan teknis yang dibutuhkan komunitas, seperti membuat pupuk, pembuatan anti hama, dll. Direncanakan di pondok komunitas tersebut akan dibuat perpustakaan dan kegiatan anak-anak muda lainnya seperti olah raga dan music. "Yang paling penting  adalah warga langsung mempraktekkan keterampilan yang dilatihkan dalam hidup sehari-hari," jelas Lauren.

Untuk menjaga kekompakan, solidaritas  dan tanggung jawab diantara anggota komunitas, maka jika ada anggota komunitas yang mau meminjam ke CUSS harus mendapat rekomendasi (penjamin) dari sesama anggota komunitas. Tujuannya agar anggota komunitas secara bersama-sama bertangung jawab atas pinjaman anggota lainnya.

Meski belum lama dibentuk, namun dampak positif dari hadirnya komunitas ini mulai nampak. Misalnya, kemasan produk sudah lebih baik, kaum perempuan mulai berani bicara, ada pondok bersama, anggota memanfaatkan sekitar rumah untuk tanaman produktif, anggota saling sharing pengetahuan/keterampilan, ikatan kekeluargaan semakin kuat. Secara umum kualitas kehidupan menjadi lebih baik, misalnya kami bisa memperbaiki rumah, membeli kendaraan, bisa menyekolahkan anak ke jenjang lebih tinggi, " jelas Yohanes Rasima, Ketua Komunitas Padang.

"Dengan adanya CU Sauan Sibarrung dan komunitas ini, anak saya bisa sekolah lebih tinggi dan bisa keluar negeri," aku Agustina, wakil ketua Komunitas Padang.  Yang dimaksud keluar negeri adalah sebagai pelaut, bekerja di kapal di Makasar dan berlayar ke luar negeri. Di kalangan masyarakat Toraja ada semacam kebanggaan jika ada anggota keluarga yang menjadi anak buah kapal dan berlayar keluar negeri karena akan membawa banyak uang untuk keluarga.

"Kami dapat pengetahuan baru dengan bergabung di komunitas ini. Yang paling terasa dampaknya di kelompok ini adalah kami berani ngomong," ujar Yuliana Dina disambut gelak tawa kaum perempuan lainnya. 

Bagi CUSS, pemberdayaan melalui komunitas ini akan membawa dampak sangat positif bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat di komunitas itu umumnya, khususnya yang sudah menjadi anggota CUSS. Di masa yang akan datang, komunitas Padang ini akan menjadi lebih berkembang karena ada antusiasme yang tinggi dari anggotanya yang mayoritas (90 KK dari 136 KK).

Tantangan terbesar ke depan adalah menjaga kekompakan warga komunitas serta menciptakan diversifikasi produk agar tercipta pasar sendiri. Yakni bagiamana agar tercipta suatu daur pasar dimana antara anggota yang satu dengan lainnya saling membutuhkan produk. Jika ini terjadi maka dengan sendirinya pasar terbentuk dan usaha pun berputar terus menerus.

Inspirator Pemberdayaan

Aktivitas pemberdayaan komunitas anggota credit union seperti yang dilakukan oleh Credit Union Sauan Sibarrung di Tana Toraja tersebut adalah satu dari 20 kisah inspirator pemberdayaan yang ditulis dalam buku "Inspirator Pemberdayaan", terbitan Puskopdit BKCUK, 2017.

dokpri
dokpri
Seperti tujuan awal pendirian CU oleh Raiffeisen yang mempunyai misi sosial dan ekonomi, maka buku ini menyajikan praktek nyata CU dan anggotanya dalam mencapai tujuan sosial CU. Bagi Anda Pengurus, Pengawas, manajemen, aktivis, anggota dan masyarakat umumnya, buku setebal 200 halaman ini wajib dibaca agar CU tetap terjaga pada jalurnya sebagai wadah pemberdayaan anggota.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun