Dua puluh enam tahun silam, tepatnya bulan Agustus 1991 saya pertama kali bermukim di Kota  Pontianak. Saya dan ribuan anak asal pedalaman terpaksa menjadi transmigran lokal karena kuliah di Pontianak, satu-satunya tempat yang ada perguruan tinggi di Provinsi Kalimantan Barat kala itu.
Dalam kurun waktu 26 tahun ini tentu banyak perubahan sarana prasarana kota yang saya rasakan. Ketika datang, walikotanya adalah HA Majid Hasan (1983-19930, digantikan RA Siregar (1993-1999), Buchary A. Rahman (1999-2004) dan Sutarmidji (2004-2018). Semasa empat walikota ini, menurut pengamatan saya, wajah kota Pontianak mengalami perubahan yang terasa di era Bang Midji, panggilan akrab Sutarmidji.
Sebagai warga Pontianak, tentu disamping kritik, saran yang biasa disampaikan, saya menyampaikan apresiasi atas perubahan wajah kota  Pontianak selama kepemimpinan Bang Midji. Ada perubahan wajah kota Pontianak menjadi lebih baik.
Apresiasi ini semoga jangan disalahartikan sebagai bentuk dukungan saya kepada Bang Midji yang kabarnya mau maju sebagai calon gubernur. Saya harap jangan ada pihak-pihak yang menjadikan tulisan ini sebagai bahan promosi politik.
Penghargaan
Dalam seminggu lalu, Walikota Pontianak, Sutarmidji menerima dua penghargaan. Penghargaan pertama adalah Inagara yang diberikan Lembaga Administrasi Negara (LAN) atas konsistensinya melakukan inovasi sehingga Pontianak didaulat menjadi laboratorium inovasi dan penghargaan dari PUPR tersebut.
Kedua, penghargaan dari Kementrian PU-PUR. Penghargaan ini diserahkan karena mempermudah perijinan dalam pembangunan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (11/8) yang diserahkan Presiden Joko Widodo. Penghargaan itu diberikan kepada sembilan kepala daerah: tiga gubernur, tiga wali kota dan tiga bupati. Sutarmidji satu-satunya kepala daerah dari pulau Kalimantan yang menerima penghargaan ini.
Tahun lalu Kota Pontianak  di bawah Sutarmidji juga meraih sejumlah penghargaan. Karenanya sering kota ini dijadikan tempat studi banding karena prestasinya. Dalam setahun rata-rata lebih dari 200 pemerintah kabupaten atau kota se-Indonesia melakukan studi banding ke Pontianak. Tahun 2015 Kota Yogyakarta menjadi laboratorium inovasi lantaran berhasil menawarkan 120 inovasi. Namun di tahun 2016, Kota Pontianak memecahkan rekor tersebut, dengan jumlah inovasi sebanyak 149.
Inovasi yang dilakukan beragam, mulai dari  inovasi sebagai daerah yang memiliki anggaran perjalanan dinas terendah se-Indonesia hingga inovasi-inovasi yang sudah dilakukan seperti klinik berhenti merokok, program inovasi kelurahan, school map dan masih banyak lagi.
Prestasi yang diraih Kota Pontianak menempatkan kota ini berada di puncak teratas memimpin kota-kota lainnya sebagai kota pelayanan publik terbaik se-Indonesia. Pontianak berhasil meraih nilai tertinggi yakni 87,32 dari Ombudsman RI. Menyandang predikat terbaik dalam Kepatuhan Standar Pelayanan Publik menurut UU Nomor 25 tahun 2009 tentang pelayanan publik, setelah Kota Pontianak berhasil melakukan inovasi percepatan dalam memberikan pelayanan.
Februari 2016 Pemkot Pontianak mendapat penghargaan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI karena dinilai berhasil melaksanakan sertifikasi produksi rumah tangga secara baik dan konsisten.
Pada tanggal 27 Maret 2016 mendapat penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI. Ini karena sebanyak 36 sekolah setingkat SMP dan SMA/SMK di Kota Pontianak, baik negeri maupun swasta, meraih penghargaan Indeks Integritas penyelenggaraan Ujian Nasional (IIUN) tahun 2015 yang tinggi.
Bulan Maret 2016 Pemkot Pontianak masuk dalam Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2016 se-Indonesia. Yakni inovasi pelayanan antidiskriminasi, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sultan Syarif Mohamad Alkadrie (SSMA) Kota Pontianak mendapat penghargaan dari Kemenpan-RB RI.
Wajah Pontianak
Hal yang paling terasa di era Bang Midji adalah perbaikan sarana dan prasana umum. Parit-parit diberi turap, dicor beton dan ditanami pepohonan sehingga air tidak tergenang.
Gang-gang diberi sumbangan semen dan dicor semen; bahkan banyak yang di aspal.
Perbaikan sarana dan sarana pendidikan dan rumah sakit; perbaikan sarana dan prasaran layanan public seperti di kantor-kantor pemerintahan. Pengurusan surat keterangan dokter di Puskesmas gratis, surat pengantar dari kelurahan gratis dan lainnya.
Dan yang paling dirasakan warga adalah pelebaran jalan di Jalan Komyos Sudarso, Jalan Kota Baru, Jalan Tanungpura, Jalan Gajahmada, Jalan Gusti Hamzah dan lainnya.
Kemarin saya ke taman Alun Kapuas. Taman yang dulunya kumuh karena banyak PKL, kini jadi taman kota yang asri dan sejuk di tepian sungai Kapuas. Ada taman bacaan ber-AC dan bangku-bangku panjang untuk santai di dalam taman ini. Penataan ini senyap, tanpa keributan dengan PKL.
Begitu pula penataan PKL di dekat lapangan PSP dan pelebaran jalan Kota Baru yang berjalan mulus tanpa ribut dengan PKL.
Meski taman makin banyak dibangun, jalan dilebarkan di sana ini, namun penambahan lebar jalan tidak sebanding dengan pertambahan jumlah kendaraan. Akibatnya kini transportasi di kota Pontianak, terutama di waktu jam padat menjadi kota yang tidak kondusif lagi. Padatnya kendaraan di jembatan Kapuas dan Landak pukul 07.00-08.00; pukul 12.00-13.30 dan pukul 16.00-18.00 menyebabkan kemacetan yang membuat warga resah.
Sudah sangat mendesak Bang Midji merealisasikan pembangunan jembatan Landak II untuk mengurai kemacetan dari arah Siantan.
Saya harap juga semoga pemerataan pembangunan antar kecataman di Kota Pontianak. Sebagai warga Siantan tentu kami berterima kasih telah era Bang Midji telah membangun Puskesmas 24 Jam. Namun kapasitas dan kualifikasinya belum memadai. Karena itu mohon agar dibangun rumah sakit umum daerah di Pontianak Utara.
Penataan kota di wilayah Pontianak Utara juga mohon ditambah. Misalnya, bisa dibuat taman di beberapa lokasi; misalnya di persimpanan jalan 28 Oktober-Jalan Budi Utomo; di sekitar pasar Siantan.
Semoga wajah Kota Pontianak makin hari makin menjadi wajah yang cantik dan enak dihuni. Hal-hal yang sudah baik dipertahankan dan dibuat lebih baik lagi pada era walikota berikutnya. *** Â Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H