''Dalam permendiknas, dinyatakan sekurang-kurangnya 60 persen dari kuota yang tersedia untuk setiap program studi (prodi) diseleksi melalui pola seleksi nasional,'' jelas Herry seperti dimuat www.kompas.com (12/1).
Biaya yang ditetapkan untuk SNM PTN adalah Rp 150 ribu untuk jurusan IPA dan IPS. Untuk IPC, Rp 175 ribu. Pendapatan pemerintah dari biaya seleksi masuk PTN diperkirakan Rp 150 miliar. ''Uang pendaftaran SNM PTN akan masuk ke kas negara dan bakal diaudit akuntan publik demi transparansi,''ujar Herry.
Seleksi masuk untuk jalur undangan bakal dimulai 1 Februari-12 Maret 2011. Hasilnya akan diumumkan pada 18 Mei atau dua hari setelah nilai ujian nasional (unas) diumumkan. Jadwal tes masuk PTN jalur tulis direncanakan 31 Mei 2011 untuk tes potensi akademik dan bidang studi dasar serta 1 Juni 2011 untuk bidang IPA dan IPS. ''Tes bidang keterampilan dilakukan pada 3-4 Juni 2011,'' katanya.
Dirjen Dikti Djoko Santosa mengatakan, panitia proses seleksi calon mahasiswa dari jalur undangan nanti mempertimbangkan nilai rapor dan prestasi. Capaian siswa, baik dalam perlombaan nasional atau internasional seperti olimpiade maupun prestasi lain, akan diperhitungkan. Nilai ujian juga bakal dijadikan pembanding untuk menentukan kelayakan siswa mendapatkan kursi di jalur undangan.
Mendiknas M. Nuh menambahkan, pemerintah juga memberikan kemudahan atau keringanan bagi siswa miskin. Bentuknya adalah bantuan pendaftaran SNM PTN. Jika diterima, mereka juga berhak mendapatkan beasiswa lanjutan. Persentase yang mendapatkan beasiswa adalah 20 persen dari kuota nasional. Diharapkan, melalui jalur undangan, akan ada 10 persen dari total kuota yang mendapat beasiswa. ''Kuota 10 persen jatah beasiswa, sisanya bisa menggunakan jalur mandiri atau jalur lain,'' kata Nuh.
Kita berharap berbagai perubahan dalam system pendidikan ini muaranya untuk peningkatan kualitas siswa; bukan kongkalikong untuk mendapatkan proyek bernilai ratusan miliar rupiah oleh oknum-oknum pejabat.
Tapi, meski UAN bukan penentu mutlak lulus tidaknya siswa, semoga Raja dan siswa-siswa lainnya jangan kendor belajar, bahkan makin banyak waktu belajar. Terlepas apa baik buruknya, bagaimanapun sampai saat ini ujian akhir masih menjadi alat ukur yang cukup efektif untuk mengukur kemampuan siswa dan guru.*
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H