Mohon tunggu...
Paksi Jaladara Bintara
Paksi Jaladara Bintara Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa Prodi Bahasa & Sastra Indonesia Universitas Negeri Makassar

Bercita-cita menjadi raja iblis, tapi berakhir menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Makassar

Sebelum Merantau ke Makassar, Wajib Kenali Hal Berikut agar Tidak Mengalami Culture Shock!

23 Januari 2025   08:57 Diperbarui: 23 Januari 2025   08:57 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makassar. Sumber ilustrasi: SHUTTERSTOCK via KOMPAS.com/Andreawan Tarigan

Kata "tanya" selalu digunakan untuk mendapatkan informasi atau mengetahui sesuatu. Namun, masyarakat lokal di Makassar tampaknya memanfaatkan kata "tanya" untuk hal yang lain, yaitu meminta seseorang untuk menyampaikan suatu hal ke orang lain. Contoh kalimatnya seperti ini, "Tanyaki dulu temannu untuk ke kampus lusa" yang berarti "Tolong sampaikan ke temanmu untuk ke kampus lusa".

8. Apa Pun Jenis Makanannya, Wajib Ada Jeruk Nipisnya

Beralih ke makanan, warga lokal di Makassar punya keunikan ketika menyantap makanan, yaitu wajib ada jeruk nipisnya. Sebenarnya jeruk nipis adalah hal yang lumrah dipakai untuk makanan berkuah. Namun, warga lokal justru memakai jeruk nipis untuk segala jenis makanan, baik berkuah, tumis, maupun yang digoreng. Inilah yang menyebabkan perantau, khususnya dari pulau Jawa tampak shock ketika melihat warga lokal sedang menyantap makanan dipadu dengan perasan jeruk nipis. Apalagi yang paling umum adalah makan nasi goreng dengan perasan jeruk nipis.

9. Menyantap Pisang Goreng dengan Sambal

Selain keunikan menyantap makanan dengan perasan jeruk nipis, warga lokal di Makassar pun menyantap pisang goreng dengan sambal. Hal ini tentu membuat perantau merasa keheranan karena pisang selalu dibayangkan sebagai buah yang manis. Sekalipun digoreng, rasa manis di pisang tetap ada sehingga terkesan aneh jika dimakan dengan sambal.

Namun, menyantap pisang goreng dengan sambal tidak seaneh itu, kok. Justru rasanya lebih enak dan bikin ketagihan. Tentunya tergantung jenis pisangnya yang tidak terlalu matang dan tidak terlalu mentah.


10. Ikan Bandeng Disebut Ikan Bolu

Salah satu jenis ikan yang umum dikonsumsi oleh masyarakat adalah ikan bandeng. Di sisi lain, masyarakat lokal di Makassar menyebut ikan bandeng dengan sebutan ikan bolu. Hal ini tentu memicu kebingungan bagi perantau, sebab bolu sendiri merupakan salah satu jenis kue.

11. Pastel Adalah Jalangkote dan Nagasari Adalah Roko-Roko Unti

Beralih ke kue tradisional, masyarakat lokal di Makassar pun memiliki kue tradisional dengan nama khusus yang berbeda dengan daerah lain. Jika di pulau Jawa disebut pastel, di Makassar disebut jalangkote. Kemudian, di Makassar mengenal roko-roko unti yang dikenal sebagai nagasari di pulau Jawa.

12. Musim Kemarau di Makassar Sangat Panas

Musim kemarau memang selalu identik dengan panas. Namun, suhu panas di Makassar sungguh sangat panas. Bahkan, pernah diberitakan di berbagai media bahwa suhu panas di Makassar mencapai 37C. Oleh sebab itu, perantau yang menetap di Makassar mau tidak mau harus siap dengan matahari yang seolah-olah ada di atas kepala.

13. Angkutan Umumnya Disebut "Pete-Pete"

Sebagaimana daerah lain, Makassar juga punya angkutan umum atau mikrolet yang disebut "pete-pete". Di Makassar, pete-pete memiliki dua warna yang menentukan daerah beroperasi. Pertama, pete-pete berwarna merah yang beroperasi di luar kota. Kedua, pete-pete berwarna biru muda yang beroperasi di dalam kota.

14. Banyak Juru Parkir Liar

Juru parkir liar hampir selalu ada di setiap daerah, termasuk di Makassar. Namun, jumlah juru parkir liar di Makassar sudah sangat banyak sekali. Saking banyaknya, ATM di pinggir jalan pun ada juru parkirnya. Fenomena ini tidak hanya membuat perantau shock, tetapi juga masyarakat lokal di Makassar yang terpaksa harus menyisihkan duit sebesar dua ribu untuk juru parkir liar.

Itulah 14 kultur yang membuat perantau mengalami culture shock di Makassar. Meskipun masih banyak kultur-kultur unik dan mengejutkan di Makassar, tetapi kultur yang telah disebutkan di atas adalah yang paling umum dirasakan oleh perantau.

Dengan demikian, 14 kultur di Makassar diharapkan dapat dipahami oleh orang-orang yang hendak merantau ke Makassar agar tidak terlalu mengalami culture shock. Di sisi lain, perlu juga menyiapkan fisik, mental, dan finansial saat ingin merantau. Jangan lupa untuk menjaga etika, tindak tutur, perilaku, dan menghargai perbedaan kultur masyarakat lokal di lingkungan rantau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun