Meskipun banyak toko buku mengalami kesulitan, masih ada harapan untuk industri buku. Beberapa toko buku yang bertahan berhasil beradaptasi dengan strategi baru, seperti menggabungkan layanan online dan offline, menyelenggarakan acara-acara penulis, atau menyediakan ruang komunitas yang menarik bagi pembaca.
Selain itu, peran perpustakaan dan inisiatif lain dalam mempromosikan literasi dan cinta terhadap buku juga dapat membantu menjaga minat pembaca. Jadi dibalik semua dampak negatif pasti ada dampak positifnya dan berlaku juga kebalikannya.
Pada akhirnya, saya hanya ingin menyampaikan bahwa gulung tikar atau toko buku tutup jangan sampai membuat surut minat baca kita. Kita harus lebih kreatif dan adaptif dalam menyalurkan minat baca kita. Ini adalah tantangan bersama dimana sering disampaikan peringkat literasi negara kita masih menempati urutan 62 dari 70 negara.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H