Mohon tunggu...
Jainal Abidin
Jainal Abidin Mohon Tunggu... Wiraswasta - jay9pu@yahoo.com

Wiraswasta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ayo Tetap Semangat Membaca Meski Toko Buku Tutup

25 Mei 2023   08:02 Diperbarui: 25 Mei 2023   08:20 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah satu toko buku yang tutup. (jatimnetwork.com)

Di dunia ini tidak ada yang abadi, katanya yang abadi adalah perubahan itu sendiri. Fenomena toko buku adalah bukti atas ketidakabadian itu. Kita tidak perlu sesalkan lama-lama karena roda kehidupan harus terus berputar.

Kemajuan teknologi memberikan kemudahan yang tentu saja memiliki dampak. Baik itu nanti dampak positif maupun negatif bagi manusia yang hidup di zamannya. Begitu juga dengan teknologi internet yang kita rasakan.

Jangan sampai bilang bahwa Menkominfo terjerat kasus merupakan salah satu dampak negatif teknologi. Kenapa saya sampai terpikir seperti itu ya? Sebenarnya secara pribadi beliau terlalu berani di masa yang serba canggih begini masih berfikir tidak akan luput dari pengawasan. Atau mungkin Menkominfo Gaptek ya, ah sudahlah! (Intermezo sebentarJ)

Masih ingat dulu waktu kita masih menggunakan jasa wartel. Saya ceritakan khusus bagi anak milenial, wartel adalah warung telekomunikasi. Telepon duduk yang masih menggunakan jaringan kabel.

Sebelum ada Handphone jasa wartel laku keras. Disamping itu, dulu juga ada telepon umum jika akan menelepon harus memasukkan koin. Itu tersedia sebagai fasilitas umum di area ramai sekitar sekolah, kantor dan sebagainya.

Waktu itu, kita sudah kagum dengan itu semua. Kemudian ada jaringan telepon yang tanpa kabel, telepon flexi yang ketika pindah kota atau kabupaten harus mengubah kode areanya. Jika lupa otomatis telepon tidak akan bisa kita gunakan.

Bersamaan itu muncul model HP yang hanya bisa digunakan telepon dan sms tulisan saja. Itupun dengan harga pulsa yang mahalnya selangit. Tidak ada promo gratis seperti sekarang dikarenakan provider penyedia belum ada saingan.

Setelah itu, kita dibawa ke zaman BBM. Zaman BBM atau Blackberry Messenger, adalah era di mana aplikasi pesan instan BBM sangat populer di kalangan pengguna Smartphone. Di zaman itu kita sudah mulai bisa berkomunikasi dengan Smartphone, satu tingkat lebih tinggi dari Handphone.

Sebelum itu kita juga telah diperkenalkan dengan namanya Warnet. Warung internet ini menyediakan jasa komunikasi layaknya zaman wartel tapi dengan media komputer. Sehingga kita bisa telepon jarak jauh dengan face to face.

Di zaman Smartphone, popularitas BBM memudar digantikan dengan aplikasi instan yang jauh lebih modern. Banyak sekali aplikasi yang bisa kita gunakan dengan cukup mengambil lewat play store. Kita bisa mengobrol dengan orang yang jauh layaknya video call di film yang dulu pernah kita tonton hanya dengan aplikasi zoom meet.

Begitulah ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sesuai dengan zamannya. Dan kemungkinan itu juga yang sedang terjadi dan berlaku pada perkembangan buku yang didentikkan sebagai simbol pengetahuan. Secara tidak langsung akan berpengaruh kepada perkembangan literasi di negara kita tercinta.

Dampak banyaknya toko buku tutup atau gulung tikar bisa dirasakan oleh industri buku dan pembaca. Berikut adalah beberapa dampak yang mungkin harus kita waspadai bersama:

  • Keterbatasan Akses

    Tutupnya toko buku berarti ada keterbatasan akses bagi pembaca untuk membeli buku fisik secara langsung. Hal ini dapat mengurangi peluang pembaca untuk menemukan dan membeli buku baru serta mengakses variasi yang lebih luas.

  • Kurangnya Keberagaman

    Ketika banyak toko buku tutup, kesempatan bagi penulis independen atau buku-buku dengan topik khusus untuk ditemukan dan dibeli oleh pembaca juga berkurang. Hal ini dapat mengurangi keberagaman dan variasi buku yang tersedia di pasar.

  • Hilangnya Komunitas Buku Lokal

    Banyak toko buku menjadi tempat pertemuan dan interaksi bagi komunitas pembaca lokal. Tutupnya toko buku dapat menyebabkan hilangnya ruang sosial yang penting bagi pembaca untuk berbagi minat mereka dengan sesama pembaca.

  • Pertumbuhan Penjualan Online

    Meskipun banyak toko buku fisik tutup, penjualan buku secara online terus akan meningkat pesat. Pembaca beralih ke platform online untuk membeli buku, mengakses e-book, atau menggunakan layanan langganan buku. Ini dapat mengubah pola pembelian dan membentuk pergeseran dalam industri buku.

  • Perubahan Perilaku Membaca

    Dampak tutupnya toko buku juga dapat mempengaruhi perilaku membaca. Pembaca mungkin harus mencari alternatif dalam mendapatkan buku, seperti meminjam dari perpustakaan atau bergabung dengan komunitas peminjaman buku. Hal ini dapat mempengaruhi cara pembaca mengakses dan mengkonsumsi buku.

Meskipun banyak toko buku mengalami kesulitan, masih ada harapan untuk industri buku. Beberapa toko buku yang bertahan berhasil beradaptasi dengan strategi baru, seperti menggabungkan layanan online dan offline, menyelenggarakan acara-acara penulis, atau menyediakan ruang komunitas yang menarik bagi pembaca.

Selain itu, peran perpustakaan dan inisiatif lain dalam mempromosikan literasi dan cinta terhadap buku juga dapat membantu menjaga minat pembaca. Jadi dibalik semua dampak negatif pasti ada dampak positifnya dan berlaku juga kebalikannya.

Pada akhirnya, saya hanya ingin menyampaikan bahwa gulung tikar atau toko buku tutup jangan sampai membuat surut minat baca kita. Kita harus lebih kreatif dan adaptif dalam menyalurkan minat baca kita. Ini adalah tantangan bersama dimana sering disampaikan peringkat literasi negara kita masih menempati urutan 62 dari 70 negara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun