Mohon tunggu...
Jainal Abidin
Jainal Abidin Mohon Tunggu... Wiraswasta - jay9pu@yahoo.com

Wiraswasta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mari Wujudkan Gerakan Kebaya Goes to UNESCO

5 Maret 2023   14:50 Diperbarui: 5 Maret 2023   14:54 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya terkadang merasa iri kenapa ada hari perempuan tapi tidak ada untuk hari lelaki? Ujung pelampiasannya adalah penulisan artikel ini.

Peran perempuan mengandung atau hamil, menjadi tempat pertama kehidupan cikal bakal manusia memang tidak pernah bisa digantikan lelaki. Tapi di sana ada lelaki yang setia mendampingi untuk selalu mengipasi, memijit dan membuat nyaman tidur serta tidurannya.

Sejarah perempuan yang sempat tereduksi membuat peran yang memang bagiannya menjadi terekpose kuat. Padahal itu adalah fitrahnya. Apalagi ada perempuan yang melebihi rata-ratanya, pasti akan fenomenal.

Jumlah perempuan semakin berimbang dengan jumlah lelaki. Jika ada yang menonjol tentu lumrah. Dan semua itu bisa disebutkan bahwa dibalik perempuan hebat pasti ada lelaki yang super telaten, juga hebat, dan super pengertian. Minimal ada peran serta lelaki yang mengizinkannya.

Ijin sebenarnya menyangkut berbagai hal. Karena implikasinya adalah waktu dari kerelaan pasangan atau orang tua untuk melakukan semua hal yang diinginkan si perempuan. Sehingga nyaman dengan yang dilakukannya.

Bagaimanapun juga kiprah perempuan tetap butuh lelaki. Karena keduanya bisa bersama untuk saling melengkapi dan menggenapi.

Berkenaan dengan berkain dan berkebaya, memang lelaki tidak bisa mengenakan. Tapi lelaki bisa menikmatinya. Sebuah keeksotisan tersendiri jika perempuan memakai kebaya. Dan sesuatu yang sederhana tapi justru dengan itu perempuan lebih memiliki arti.

Bagaimana tidak? Perempuan sudah ditindas dan tertindas oleh berbagai produk merek industri. Dengan menegakkan kebaya adalah eksistensi tersendiri untuk tetap tegar dengan cara mandiri.

Peran Komunitas Perempuan Berkain dan Berkebaya dengan Gerakan Kebaya Goes to UNESCO.

Menteri PPPA telah menyampaikan bahwa perempuan adalah Agen Budaya Bangsa. Mereka harus punya pakem sendiri untuk berpakaian. Tidak perlu menggantungkan kemauan pasar. 

Dengan begitu perempuan telah menolak untuk terus dijajah. Penjajahan atas nama industrialialisasi produk perempuan yang marak mulai produk kecantikan dan pakaian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun