Mohon tunggu...
Jainal Abidin
Jainal Abidin Mohon Tunggu... Wiraswasta - jay9pu@yahoo.com

Wiraswasta

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Inspirasi Tak Bertepi Seorang Ibu

23 Desember 2022   18:43 Diperbarui: 23 Desember 2022   18:49 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Setelah lulus sekolah setingkat SMA, aku harus terminal atau berhenti meneruskan. Bukan apa-apa, aku terminal setahun untuk mencari tambahan pengalaman sekaligus tabungan untuk kuliah. Aku sama sekali tidak bermimpi untuk kuliah di luar kota.

Selain biaya kuliah luar kota mahal, belum biaya hidup. Mulai dari biaya kos, makan kemudian tranportasi dan sebagainya. Semuanya berat di ongkos, sehingga aku memutuskan kuliah di tanah kelahiranku. Minimal tempat tinggal dan makan aku sudah ikut Emak. Tinggal mencari uang saku untuk mobilitas dan kuliah.

Kuliah strata 1 yang seharusnya ditempuh cukup 4 tahun, aku tempuh 5 tahun. Molor setahun dikarenakan harus mencari tambahan cuan untuk bayar kuliah. Bahkan sempat di awal kuliah Emak menggadaikan BPKB motor butut bapak buat membayar uang kuliah pertama kali. Ternyata uang kuliah yang kelasnya pinggiran saja tidak mampu dibayar kontan.

Semenjak itulah kegiatanku super padat. Namun karena latihan yang diberikan emak sejak kecil telah membuatku kebal dan kuat dengan disiplin kuliah. Meski disela semua itu, aku tetap prioritas juga mencari tambahan cuan.

Setelah 5 tahun aku lulus, namun semua tak sesuai harapan. Hampir setahun aku menjadi sarjana pengangguran. Jadi gunjingan tetangga. Bahkan saat itu Emak sempat menawarkan kalau memang harus bayar untuk mengajar di sekolah tidak apa-apa. Tapi pada waktu itu, aku yang sok idealis tidak mau.

Tepat setahun aku menganggur, akhirnya aku mendapat tempat mengajar meski di luar kota. Di sana pengalamanku di tempa, jauh dari emak. Pada saat itulah ujian terberatku. Tapi di sana juga aku benar-benar tumbuh menjadi anak emak yang dewasa.

Kemudian aku menikah, akan tetapi semangat meneruskan jenjang pendidikan lebih tinggi belum padam. Bahkan setelah menikah keinginaku melanjutkan strata 2 tambah menggebu. Dan bisa sampai lulus karena super power dari 2 emak (emak-emak). Emak-ibuku dan emak-dari anakku.

Terimakasih Emak-emak, engkau inspirasi tak bertepi dan tak lekang waktu!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun