Mohon tunggu...
Jhonny
Jhonny Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Media Sosial "Membunuh"Kita?

29 November 2016   04:39 Diperbarui: 29 November 2016   05:04 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanpa perasaan, ada netizen yang menyebarkan fitnah dan kebencian terhadap orang lain. Mereka ada yang sekedar ikut-ikutan, ada karena beda pandangan dan ada juga yang merupakan orang-orang bayaran.

Kalau netizen yang beda pandangan atau ideologi biasanya gaya bahasa dikeluarkan lebih sopan dan berbobot. Mereka punya landasan dalam mengkritik dan mempunyai saran solusi, tidak sekedar mengkritik tanpa tahu letak persoalan.

Netizen kategori ini jika berdiskusi atau mendebatkan sesuatu akan fokus kepada topik yang dibahas. Alibi yang disampaikan berdasarkan pengamatan, data dan pemikiran. Artinya, mereka beransumsi dengan tujuan untuk menunjukkan kebenaran menurut ideologi mereka.

Untuk kategori netizen ikut-ikutan biasanya mengikuti apa yang mereka dapatkan dari media. Mereka menerima informasi yang sudah dibuat sedemikian rupa guna mempengaruhi pandangan netizen, dan mereka tidak memfilter informasi tersebut. Bisa karena mereka tidak mempunyai perimbangan informasi, atau mereka malas untuk mencari tahu kebenaran informasi tersebut. Jadi mereka memutuskan menerima informasi itu menjadi sebuah pembenaran.

Dengan keterbatasan yang ada, para netizen ini melancarkan kritikan atau serangan kepada pihak tertentu. Kadang mereka tidak paham kalau yang mereka sebarkan dan katakan itu sebuah fitnah.

Namun dari sisi gaya bahasa, orang-orang ini masih ada mememiliki perasaan sedikit. Meski pedas, kritikan mereka tidak sampai mengeluarkan kata-kata yang kotor. Biasanya mereka lebih banyak main dengan kata-kata sindiran, dan tidak terus menerus menyebarkan fitnah.

Selanjutnya netizen bayaran. Kategori ini sangat ganas dan tidak punya perasaan, mereka tidak segan-segan menyebutkan kata-kata tidak pantas untuk menghina sasaran mereka. Mereka menciptakan produk, baik itu berbentuk tulisan, gambar meme atau video dengan isinya menebarkan fitnah dan kebencian.

Biasanya mereka sangat masif bermain dan secara terus menerus. Mereka banyak dibeberapa komentar, baik di link berita media, ataupun jejaring media sosial lainnya. Mereka tidak mampu dan tidak mau berdebat dengan menggunakan data serta fakta, mereka hanya mengeluarkan kata-kata kotor dan menuding.

Jangankan idealisme, moral mereka kategori ini jelas tidak ada. Mereka hanya mementingkan jumlah uang yang mereka terima, tidak peduli sasarannya akan menjadi korban fitnah dan sakit hati.

Kelakuan netizen kategori ini sangat merusak moral bangsa Indonesia. Dan harus diberlakukan UU ITE, karena mereka telah menyalahgunakan media sosial untuk merugikan orang lain, menebar fitnah dan memunculkan perpecahan.

Mereka bisa merusak moral generasi muda Indonesia, dan merusak nilai-nilai yang ada dalam pancasila. Pemerintah juga harus lebih cepat bergerak, dan tidak tebang pilih mendalam menggunakan pasal tersebut. Siapapun yang melanggar harus diproses, sebagaimana aturannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun