Judul tulisan kali ini mungkin terasa provokatif. Subjektif. Utopis.
Secara rangking memang Jepang-Indonesia bak Langit-Bumi, terpaut jauh. 15-130. Dari segi prestasi juga demikian. Meski di masa tahun 50-70, Indonesia masih bisa bersaing, tetapi setelah itu, secara prestasi dan permainan ketinggalan jauh, tak perlu dirinci. Hanya memenuhi halaman tulisan saja.
Ada beberapa alasan, mengapa saya bilang Indonesia bisa menang. Secara anekdot ala Cak Lontong, mungkin begini : "Kalau sebuah tim bertemu, maka ada tiga kemungkinan yaitu menang-kalah-seri, kalau tidak mau menang-kalah atau seri, ya jangan bertemu", seperti Indonesia belum pernah kalah dengan Brazil di Piala Dunia, karena Indonesia tak pernah lolos".
Tulisan ini mungkin akan mirip dengan tulisan saya di Kompasiana (25 April 2024), dengan judul "STY Bisa Kalahkan Korea Asal...", yang kemudian ternyata memang terbukti Indonesia mengalah Korea Selatan U-23, dan menepikan Korsel dari kesertaan ke-10 berturut-turut sepakbola Olimpiade. Waktu itu seperti mustahil bisa mengalahkan Korea. Jadi juga bukan hal yang mustahal kalau kali ini Indonesia menang.
Mungkin keadaannya sdikit berbeda saat ini. Jepang di posisi puncak kualifikasi untuk lolos ke Piala Dunia 2026, dan belum terkalahkan, dan rasanya sulit menggusur Jepang dari situasi ini.
Jepang sangat superior, di antara negara-negara peserta di grup C, selalu bermain dominan saat lawan China, Bahrain, maupun Arab Saudi, kecuali berhasil ditahan Australia.
Sementara timnas Indonesia adalah tim yang sedang mengembangkan format, dan permainan. Sedang berkembang, tapi masih terbata-bata untuk meraih posisi 4 yang baik di grup C. Nilai positifnya Indonesia berkembang. Indonesia bukanlah tim yang "kalahan" lagi, bahkan tiga kali mampu menahan Arab Saudi, Australia, dan Bahrain, artinya tim ini punya potensi dan selalu menjadi bahan pemikiran tim lain di grup C, bagaimana cara mengalahkan Indonesia.
Potensi Ada.
Kita harus setuju dulu bahwa Garuda Senior bisa memberi perlawanan yang baik, dan bahkan mengalahkan Jepang. Potensi itu ada pada pemain yang dimiliki, taktik pelatih, dan pengalaman bermain di Eropa.