Penyerangan yang dilakukan masih sangat individual, dan serangan balik. Bukan salah hal bermain serangan balik, tetapi menyerang secara kolektif dengan penguasaan bola menjadi indikator bahwa tim cukup percaya diri, dan lebih bervariasi sehingga tidak mudah dibaca lawan. Bermain serangan balik bisa diterapan jika lawan benar-benar levelnya di atas.
Segera tetapkan Pemain.
Menurut saya netizen dan fans timnas harus lebih bersabar, karena dua uji coba tersebut digunakan untuk mencari pemain inti, jadi belum bisa dipastikan apakah timnas memang lemah. Beri kesempatan Bima Sakti berproses, jangan buru-buru meminta mundur. Kita mesti beri kesempatan Bima Sakti menjadi pelatih yang baik. Indonesia harus memiliki pelatih yang bagus di kemudian hari. Tidak lagi mempertentangkan pelatih local dan asing.
Lihatlah Jepang dan Korea sebagai kiblat sepakbola Asia. Prestasi Jepang dan Korea memiliki segudang prestasi, segudang pelatih berkualitas, tapi mereka mampu menentukan dengan bijak pelatih yang menangani timnas asing atau local tak ada bedanya, tergantung kebutuhan.
Selanjutnya memang Bima sakti harus segera menetapkan pemain yang menjadi kerangka tim secara utuh. Jadi akan terlihat permainan  yang sebenarnya pada uji coba selanjutnya. Sistim degradasi, dan seleksi diaspora bisa sambil berjalan bersama, sehingga pemain terbaik yang akan tampil. Barulah kita bisa menilai dengan objektif kinerja pemain dan pelatih Timnas U-17, apalagi ada penasehatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H