Mohon tunggu...
Jaka Sandara
Jaka Sandara Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas || Digital Marketing || Publishing || Edittor ||

Suka Nulis | Baca | Ngedit | Photoshop | Jurnalistik | Otak-Atik Komputer | Musik | Publishing | Internet Marketing.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Supir Angkot

10 November 2021   20:07 Diperbarui: 10 November 2021   20:13 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustras: Sumber Foto: Megapolitan Kompas

Asyik berbincang, tak terasa pasar semakin dekat, pertanda Riyan akan segera turun. Lama ia bermenung dengan percakapan singkat itu, betapa semangatnya sang bapak mencari nafkah demi sesuap nasi. Tak kenal lelah dan panas, yang jelas bekerja sepenuh hati dan tetap menebarkan senyuman.

Akhirnya, sampai juga dipasar. Langsung saja ia turun dan membuka dompetnya untuk membayar sewa dan ia berniat untuk membayar lebih dari sewa biasanya.

Ternyata isi dalam dompet Riyan hanya ada sehelai uang kertas berwarna merah (Rp. 100rb). Lumayan banyak, namun hanya sehelai kertas itu yang ia punya, langsung saja ia sodorkan kepada pak sopir.

"ini pak ongkosnya".

Melihat uang tersebut sang bapak pun kaget.

"tidak ada uang kecil nak? Bapak belum punya kembalian". Jawab Pak Sopir itu sedikit malu.

Terniat oleh Riyan untuk memberikan semuanya, namun di sisi lain hanya itu uang yang ia miliki untuk beberapa hari kedepan bahkan seminggu ke depan. Jika ia memberikan semuanya, tentu Riyan tidak akan memiliki uang lagi.

Tanpa pikir panjang, Riyan pun memberikan semuanya kepada bapak sopir itu.

"ini pak, ambil saja semuanya. Anggap saja sedekah". Sodor Riyan kepada bapak itu.

"owh jangan nak, hanya 2rb saja kok, kalau begitu lain kali saja membayarnya". Ucap bapak sopir itu sambil tersenyum dan segera saja ia pergi untuk mencari penumpang lainnya.

Riyan pun tertunduk, seakan merasa bersalah dengan bapak itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun