Mbah Ojreng : “Oh gampang... gampang. Tapi tentu ada syaratnya?”
Bu Asri : “Apa tuh?”
Mbah Ojreng : “Segala sesuatu yang ingin dibesarkan pasti ada bibitnya dulu, ya dalam hal uang bisa dikatakan ini modal. Kalian tahu keresek?”
Bu Asri : “Bang, semiskin-miskinnya kita, keresek masih bisa dibeli kok sama kita. Ya jelas kita tahu lah bagaimana keresek itu!”
Mbah Ojreng : “Bagus kalau kalian tahu, lalu, apakah kalian tahu berapa ukuran keresek terbesar itu?”
Bu Asri : “Tahu dong, yang sebesar ini kan?” (sambil memperagakan bagaimana bentuk keresek itu)
Mbah Ojreng : “Ok, bagus kalian tahu. Lalu kalian tahu kan, bagaimana uang Rp100.000,00 itu?”
Bu Leni : “Ya elah, semiskin-miskinnya kita kita tahu dong uang 100.000 itu gimana, orang kita dapet uang itu 1 lembar/bulan. Kadang lebih...”
Mbah Ojreng : “Bagus kalau kalian tahu, maka isilah keresek tadi dengan uang 100.000 an itu. Lalu saya mau tanya lagi, apakah kalian tahu pohon keramat di desa ini?”
Bu Leni : “Tahu, yang di deket tukang tahu itukan?”
Mbah Ojreng : “Yoi men! Maka, kalian simpan keresek uang di situ pada malam Minggu, tepat pukul 07.00. lalu pada keesokan harinya, tepat pukul 07.07 kalian akan menemukan keresek uang kalian diratus gandakan!”