Saya kemudian terpikir kemudian untuk setiap universitas bekerja sama dengan beberapa desa dan kemudian desa yang ada tersebut dijadikan percontohan desa hemat energi. Ya, desa hemat energi. Perlahan pemerintah dan universitas membantu pembangunan, masyaraat yang mampu juga diwajibkan untuk menyumbangkan pembangunan desanya. Sederhananya pemanfaatan toilet-toilet warga yang saya sebutkan diatas yang salurannya kemudian dialihkan pada pengolah sumber energi biogas.
Dengan begitu pra-syarat masa depan terpenuhi. Karena jikalau peserta didik tidak diberikan bekal mampu membuat sumber energi dari tinja tersebut, apalagi yang bisa dilakukan ketika energi habis? Sedang manusia yang semakin hedon ini hanya bisa makan dan menghasilkan tinja.
sumber:
Kompas.com. http://sains.kompas.com/read/2009/11/01/20535377/biogas.kotoran.manusia.terus.dikembangkan
Tri Astuti.2009. Uniersalitas Tinja, dalam artikel Biogas: Potensi Energi ALternatif yang Belum Maksimal. Lembaga Pers Mahasiswa EKSPRESI, Universitas Negeri Yogyakarta; 2009.