Mohon tunggu...
Jaka Bonar
Jaka Bonar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Riset Ilmiah Big data

11 Oktober 2018   14:56 Diperbarui: 11 Oktober 2018   15:00 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, mengapa dunia bisnis Indonesia butuh Big Data?Jawabannya adalah karena peluang di depan mata masih terbentang luas bagi semua pihak. Jangan sibuk "berebut" satu kue yang sama, sementara kue-kue lain dibiarkan mubazirtak tersentuh. Tengok ke dalam dan ke sekeliling bisnis Anda, ambil sebanyak mungkin informasi, kelola dan analisa, lalu manfaatkan hasilnya untuk menciptakan produk yang mampu menggebrak pasar. Tak hanya nasional, bahkan global. Masih bertanya "harus mulai dari mana"? Mulailah dengan Big Data!

Apa itu Big Data?

Setiap hari, kita dikelilingi oleh sejumlah besar informasi dari berbagai sisi dan jenis: mulai dari berita, resep masakan, gosip, dll. Jika kita mencoba untuk mengurutkan data-data yang ada di sekitar kita selama satu hari saja, kita akan mulai mendapatkan konsep keseluruhan dari hidup di sekitar kita dan dunia tempat kita tinggal.

Kini, logika yang sama diaplikasikan pada skala global, yang membawa kita ke era Big Data, fenomena yang begitu besar hingga dapat melewati batas tool database tradisional. Kuantitas informasi digital yang sudah sangat besar terus bertumbuh hari demi hari dengan kecepatan yang eksponensial, big data bisa digunakan untuk memaksimalkan potensi ini untuk keuntungan bersama. Dengan big data, jumlah data yang begitu besar dapat diekstrak, dievaluasi, dan ditransformasi menjadi tumpukan pengetahuan bernilai yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung riset ilmiah lebih jauh.

Kesehatan dan Big Data

Dalam bidang medis, mengevaluasi big data bisa berarti menerapkan protokol pengobatan dan penyembuhan yang lebih baik, dengan memberikan dokter dengan metode-metode untuk memberikan diagnosa yang lebih akurat. Sebagai contoh, model analisis prediktif berdasarkan DNA dapat dirancang, yang bertujuan untuk pencegahan penyakit yang mungkin muncul pada tahap yang akan datang. Memiliki akses ke big data berarti penyediaan informasi untuk memprediksi krisis yang dapat menyerang organisme, dan untuk menentukan dengan tepat penyakit endemik sebelum mewabah. Data dari jutaan rekam medis juga dapat dikumpulkan dan dianalisa pada level makro untuk mengidentifikasi prosedur terapi optimal -- dan pada saat bersamaan data tersebut juga bisa disimpan dalam format digital agar dapat diakses dan digunakan untuk tujuan-tujuan lainnya dengan mudah.

Investasi Bisnis dalam Big Data

Banyak perusahaan yang paham akan datangnya era baru kini berinvestasi di bidang big data. Di Italia, ada Cineca, yang didirikan pada 1969, dengan tujuan mempromosikan penggunaan sistem pengolahan informasi mengenai riset ilmiah dan teknologi yang paling canggih. Di luar Italia, IBM menciptakan Watson, komputer super yang didesain untuk komputerisasi kognitif, yang mengekstrapolasi dan menggunakan big data sehingga memungkinkan pencitraan terkait kesehatan. Sementara itu, Google telah menciptakan Google Genomics, platform untuk kompilasi Cloud untuk riset biologi.

Kemajuan di Bidang Genetik

Big data terus berevolusi ke titik ia mempengaruhi studi genetik dan genom (cabang dari biologi yang mempelajari keturunan genetis, evolusi, dan kemampuan genetik untuk mengontrol fungsi-fungsi vital). Simulasi-simulasi yang dilakukan menjadi lebih tepat hingga bisa memahami apa yang akan dihasilkan dari mutasi satu varian DNA. Tujuannya adalah untuk maju menuju penciptaan perawatan genetik yang spesifik bagi setiap pasien.

Dunia riset semakin berkembang. Para ilmuwan, dokter, dan praktisi tak berhenti berinovasi untuk membantu mengubah dunia menjadi lebih baik. Begitu pun di Indonesia. Menjadi salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia yang tidak diikuti dengan kualitas kesehatan yang merata, membuat Indonesia rentan terkena wabah epidemik atau penyakit keturunan. Big data menawarkan salah satu solusi atas fenomena tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun