Mohon tunggu...
Jaka Bonar
Jaka Bonar Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Money

Riset Ilmiah Big data

11 Oktober 2018   14:56 Diperbarui: 11 Oktober 2018   15:00 1115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Indonesia adalah negara dengan potensi bisnis yang sangat besar. Bagaimana tidak? Angka populasi penduduk nasional saja telah mencapai 250 juta lebih. Dengan sebaran geografis mencakup 37 propinsi, Indonesia tidak hanya menawarkan pasar yang besar, namun juga sangat beragam. Tapi tahukah Anda? hasil indeks Doing Business 2014 yang diterbitkan Bank Dunia menunjukkan Indonesia saat ini hanyaberada di posisi 120.

Selain permasalahan ekonomi yang sekarang memang dihadapi oleh seluruh negara di dunia, pelaku bisnis Indonesia memang masih harus belajar banyak dalam menggali potensi. Salah satunya, kreatifitas dan inovasi produk. Contoh simpel, masih begitu banyak "bisnis musiman" di negeri ini.  Ketika  kategori mobil Low MPVsempat hype dan menggenjot revenuesalah satu Agen Pemegang Merk (APM) asal Jepang, semua pihak yang merasa punya modal dan kompetensi langsung jiplak.Bukannya menganalisa peluang pasar baru. Akibatnya bukan untung, malah buntung. Sesuatu yang over-stock,pastinya beresiko tidak laku. Masih banyak contoh lainnya baik dalam skala bisnis kecil, menengah, maupun besar.  

Banyak pihak seringkali ragu memulai ide bisnis baru, karena takut akan resiko yang tidak terprediksi. "Harus mulai dari mana?", mungkin itu pertanyaan mendasar yang sering singgah di benak para pengambil keputusan. Intuisi dan "melirik" pasar sebelah seringkali jadi pilihan pengambilan keputusan. Padahal, saat ini tantangan di pasar begitu besar, beragam, dan luar biasa dinamis. Pengambilan keputusan, penetapan strategi, hingga kegiatan operasional haruslah dilakukan berdasarkan analisa data akurat. Supaya jelas pertanggung jawabannya, jelas manfaatnya bagi performa bisnis, dan jelas juga resikonya.

Harus disadari, saat ini dunia telah memasuki era Big Data.Apa sih Big Data itu? Big Data adalah fenomena yang sudah hadir di depan mata kita. Kumpulan data yang luar biasa besar, terus bertambah dengan sangat cepat, dan sangat beragam (terstruktur & tidak terstruktur). Secara manual dan tradisional, manusia akan sangat sulit menyimpan, mengelola, dan menganalisa kumpulan data dengan sifat tersebut di atas. Banyak pakar memprediksi bahwa jumlah informasi atau data yang tersimpan di seluruh dunia pada 2020 diperkirakan meningkat 50 kali lipat dibandingan pada 2012 dengan jumlah data melampaui 2,8 ZettaByte (2,8 triliunGigaByte). Absurd?

Coba simak perjalanan seorang "Budi" selama beberapa jam di pagi hari:

Dalam perjalanan menuju kantor, ia harus membeli bensin, membayar dengan kartu kredit dan mendapat poin dari kartu memberPOM bensin terkait. Tiba di kantor, ia absen dengan ID Card.Membuka laptop, masuk ke akun google-nya, melihat e-mail billing telepon seluler, lalu melakukan pembayaran melalui akun     M-Banking.

Tanpa disadari, seorang konsumen saja bisa "menyumbangkan" begitu banyak data, ke begitu banyak perusahaan, untuk berbagai kebutuhan. Coba kali lipat dengan 10% saja jumlah penduduk Indonesia. Sanggup menghitungnya? Welcome to the world of Big Data!

Sesungguhnya Big Data telah ada sejak lama, namun masih menjadi hal yang tabu, tersembunyi, dikarenakan waktu dan proses kerja untuk mengekstraknya. Belum banyak yang menyadari potensi yang besar dari data. Mayoritas hanya melihat data sebagai bagian rutinitas bisnis, penting untuk disimpan karena bisa jadi dibutuhkan (sewaktu-waktu). Case closed.Padahal, coba analisa dari contoh seorang "Budi" di atas. "Mengikutinya" selama beberapa jam di pagi hari saja bisa memberi suguhan data yang jika dianalisa cermat, bisa menciptakan peluang bisnis baru. Produk "Dompet Ponsel", misalnya.

Sedikit menengok ke belakang, 2012 menjadi tahun dimana Big Data mulai menjadi topik hangat di kalangan media, praktisi IT, dan perusahaan. Meskipun ilmuwan data telah memulainya lebih awal. Teknologi perangkat keras penyimpanan data dan perangkat lunak  cloud- open- source terkini telah membuat keberadaan Big Datamenjadi lebih mudah dijangkau dan dimengerti.

Big Data merupakan peluang perkembangan bisnis bagi banyak perusahaan saat ini. Teknologi pengumpulan, penyimpanan, pengolahan, dan analisa data volume besar ini mampu menangkap pola dan informasi yang sangat berharga serta tentunya sangat kaya untuk dianalisis. Hasil analisanya sangat actionable untuk berbagai kebutuhan,  seperti; memprediksi tren pasar, identifikasi masalah, pengambilan keputusan dan masih banyak lagi. Tak ada batas, sesuai kreatifitas dan kebutuhan perusahaan dalam mengoptimalkan aset datanya. Tidak melulu data berupa angka 1,2,3,dst namun juga data hasil ekstraksi social chattingdi akun twitter sebuah produk. Dengan kata lain, more is not just more, more is better, and more is different.

Big Datajuga dapat disebut "potensi yang besar dalam data". Itulah mengapa perusahaan penyelenggara Big Dataseperti google dan Paques dengan produkPaques, sejak awal telah mengambil manfaat dari data dengan volume raksasa, serta menjadikannya ujung tombak bisnis perusahaan mereka. Dalam sebuah kesempatan,  Markerting Paques jaka bonar mengungkapkan bahwa informasi dan wawasan yang diperoleh dari analisa Big Data akan menjadi faktor penentu dalam kompetisi yang semakin ketat. "Big Data bukanlah sebuah istilah teknologi, melainkan istilah bisnis. Dengan memanfaatkan analytics tools perfoma tinggi, Big Data telah mentransformasi bisnis para pelanggan kami," tambahnya. International Data Corporation (IDC) memprediksi belanja Big Data di Asia Pasifik pada tahun 2015 akan mencapai US$1,61 miliar, meningkat 355% dibandingkan tahun lalu.Di Indonesia dilaporkan bahwa 70% perusahaan mulai menunjukkan ketertarikan untuk meningkatkan belanja sektor teknologi informasinya. Sekitar  60% responden berencana menganggarkan dana adopsi Big Data. Bahkan, studi terbaru Accenture dan General Electric mencatat 87% perusahaan responden percaya bahwa analisa Big Data akan mendefinisikan ulang kompetisi dalam tiga tahun ke depan.

Jadi, mengapa dunia bisnis Indonesia butuh Big Data?Jawabannya adalah karena peluang di depan mata masih terbentang luas bagi semua pihak. Jangan sibuk "berebut" satu kue yang sama, sementara kue-kue lain dibiarkan mubazirtak tersentuh. Tengok ke dalam dan ke sekeliling bisnis Anda, ambil sebanyak mungkin informasi, kelola dan analisa, lalu manfaatkan hasilnya untuk menciptakan produk yang mampu menggebrak pasar. Tak hanya nasional, bahkan global. Masih bertanya "harus mulai dari mana"? Mulailah dengan Big Data!

Apa itu Big Data?

Setiap hari, kita dikelilingi oleh sejumlah besar informasi dari berbagai sisi dan jenis: mulai dari berita, resep masakan, gosip, dll. Jika kita mencoba untuk mengurutkan data-data yang ada di sekitar kita selama satu hari saja, kita akan mulai mendapatkan konsep keseluruhan dari hidup di sekitar kita dan dunia tempat kita tinggal.

Kini, logika yang sama diaplikasikan pada skala global, yang membawa kita ke era Big Data, fenomena yang begitu besar hingga dapat melewati batas tool database tradisional. Kuantitas informasi digital yang sudah sangat besar terus bertumbuh hari demi hari dengan kecepatan yang eksponensial, big data bisa digunakan untuk memaksimalkan potensi ini untuk keuntungan bersama. Dengan big data, jumlah data yang begitu besar dapat diekstrak, dievaluasi, dan ditransformasi menjadi tumpukan pengetahuan bernilai yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung riset ilmiah lebih jauh.

Kesehatan dan Big Data

Dalam bidang medis, mengevaluasi big data bisa berarti menerapkan protokol pengobatan dan penyembuhan yang lebih baik, dengan memberikan dokter dengan metode-metode untuk memberikan diagnosa yang lebih akurat. Sebagai contoh, model analisis prediktif berdasarkan DNA dapat dirancang, yang bertujuan untuk pencegahan penyakit yang mungkin muncul pada tahap yang akan datang. Memiliki akses ke big data berarti penyediaan informasi untuk memprediksi krisis yang dapat menyerang organisme, dan untuk menentukan dengan tepat penyakit endemik sebelum mewabah. Data dari jutaan rekam medis juga dapat dikumpulkan dan dianalisa pada level makro untuk mengidentifikasi prosedur terapi optimal -- dan pada saat bersamaan data tersebut juga bisa disimpan dalam format digital agar dapat diakses dan digunakan untuk tujuan-tujuan lainnya dengan mudah.

Investasi Bisnis dalam Big Data

Banyak perusahaan yang paham akan datangnya era baru kini berinvestasi di bidang big data. Di Italia, ada Cineca, yang didirikan pada 1969, dengan tujuan mempromosikan penggunaan sistem pengolahan informasi mengenai riset ilmiah dan teknologi yang paling canggih. Di luar Italia, IBM menciptakan Watson, komputer super yang didesain untuk komputerisasi kognitif, yang mengekstrapolasi dan menggunakan big data sehingga memungkinkan pencitraan terkait kesehatan. Sementara itu, Google telah menciptakan Google Genomics, platform untuk kompilasi Cloud untuk riset biologi.

Kemajuan di Bidang Genetik

Big data terus berevolusi ke titik ia mempengaruhi studi genetik dan genom (cabang dari biologi yang mempelajari keturunan genetis, evolusi, dan kemampuan genetik untuk mengontrol fungsi-fungsi vital). Simulasi-simulasi yang dilakukan menjadi lebih tepat hingga bisa memahami apa yang akan dihasilkan dari mutasi satu varian DNA. Tujuannya adalah untuk maju menuju penciptaan perawatan genetik yang spesifik bagi setiap pasien.

Dunia riset semakin berkembang. Para ilmuwan, dokter, dan praktisi tak berhenti berinovasi untuk membantu mengubah dunia menjadi lebih baik. Begitu pun di Indonesia. Menjadi salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di dunia yang tidak diikuti dengan kualitas kesehatan yang merata, membuat Indonesia rentan terkena wabah epidemik atau penyakit keturunan. Big data menawarkan salah satu solusi atas fenomena tersebut.

Mungkin belum banyak yang mendengar bahwa Indonesia memiliki analitik big data lokal yang bernama Paques. Memiliki fitur self-service analytic, Paques dapat langsung digunakan dengan mudah oleh praktisi kesehatan dan peneliti maupun ilmuwan yang lebih ahli di bidang kesehatan dan riset sehingga menghemat banyak waktu. Dengan proses secara asynchronous, Paques bekerja dengan memaksimalkan komputasi dan teknologi yang ada sepenuhnya, sehingga tidak ada sumber daya yang terbuang. Masih membutuhkan puluhan tahun bagi Indonesia untuk menyamai kualitas kesehatan di negara-negara maju, namun jika ingin memulai, Paques bisa jadi pemicunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun