Mohon tunggu...
jaju irawan
jaju irawan Mohon Tunggu... -

i like Film, Journalist, sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bunda' Aku Sakit

8 Desember 2010   14:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:54 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bunda;

Aaku sakit,

sakit yang kurasakan berbeda seperti yang dulu.

aku sakit.

kepalaku sakit,

ingin kubenturkan dalam air yang mengalir di kali itu

dadaku sesak,

ingin kusumbat saja

biar berhenti nafas dosaku ini.

jantungku berdetak keras,

keras seperti mesin di pabrik penggilingan tebu itu,

ingin kurajang supaya tak berdetak lagi.

Bunda;

Aku sakit,

Aku tak tahu seperti apa jika aku terus-menerus sakit,

Aku ingin seperti Ayah,

yang tegar dan kuat menghadapi rasa sakit di Dunia ini.

Bunda;

Aku tidak tahu seperti apa rupaku saat ini,

yang tercebur dalam hiruk-pikuk ketegangan batin dan Dunia.

Bunda;

Aku ingin bercerita padamu,

cerita seluruh rasa yang kurasakan.

Tentang awal cinta, tentang derita

yang dikumparkan demikian indah.

di mata, juga tentang sebuah sapuan basah bibir

tuk alirkan takdir yang tiada habisnya..

Meski lewat air mata, lewat sedih dan duka yang abadi

lalu mati dengan wajah yang tak murung lagi..

Bunda;

benarkah rasa itu semua bisa membuat sakit !?

seperti apakah rasanya ?

samakah seperti sakit yang kurasakan sekarang ini ?

Bunda;

Aku sakit,

tapi bunda takkan bisa sakit.

bunda sudah abadi dengan kebahagiaan disana,

tak ada sakit,

tak ada sedih,

tak ada duka..

Aku ingin seperti Bunda .!

Butir 2

di ujung musim,

kepalaku bengkak oleh pikiranaku

lalu memarkir bibir di bira

ku tulis sajak dalam kemabukan

seperti angin,

yang berputar dan menjelajah perbuktian

seperti burung yang bercicit dari dahan ke dahan

juga selaknat mayat yang terguling ke lahatdan dihajar gelap…

aku berharap

sajakku muram

serupa malam yang berderapke retina,

seperih nyanyi sunyi mengungsi ke bilikhati;

aku yang bercakap sendiri

aku berharap sajak yang menawar dahaga,

menggunting resah kepala…

tapi terngkorakku masih bergasing juga

berkelok di jalan-jalan berlubang

kadang terperangkap,

kadang bisa melenggang

sampai bunyi cericit roda pikiran

membentur dinding

menggelinding ke ruang tak dikenal,

tak terpahami,

ruang-ruang,

liar dari diri..

Silent in Home alone .

By ; jaju irawan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun