lalu memarkir bibir di bira
ku tulis sajak dalam kemabukan
seperti angin,
yang berputar dan menjelajah perbuktian
seperti burung yang bercicit dari dahan ke dahan
juga selaknat mayat yang terguling ke lahatdan dihajar gelap…
aku berharap
sajakku muram
serupa malam yang berderapke retina,
seperih nyanyi sunyi mengungsi ke bilikhati;
aku yang bercakap sendiri
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!