Mohon tunggu...
jaja jamaludin
jaja jamaludin Mohon Tunggu... Penulis - Dosen di Universitas Bosowa

Sebagai praktisi pendidikan di Universitas Bosowa yang fokus pada pendidikan sains, fisika terapan, green technology, green energy serta agriculture. Selain itu menaruh minat pada soal-soal social, politic dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Paradigma Pendidikan Holistik itu?

25 November 2016   09:44 Diperbarui: 25 November 2016   10:03 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam pendidikan holistic entitas manusia seyogyanya dipandang sebagai eksistensi makhluk hidup yang sebagaimana penciptaanya sebagai makhluk yang sempurna. Maka seluruh potensi komprehensif manusia, sejatinya dapat dikenali, dipahami dan diartikulasikan oleh manusia itu sendiri dalam kaitannya sebagai eksistensi manusia, sebagai makhluk ciptaan dan hamba Tuhan serta sebagai bagian dari ekosistem kehidupan.

Perspekitve theistic dalam pendidikan holistic menjelaskan bahwa entitas manusia sebagai hamba ciptaan Tuhan, maka relasi Relasi Tuhan dan manusia dalam dinamikanya menjadi bagian yang mempengaruhi entitas manusia. Tuhan dalam perspective pendidikan holistic tiada lain merupakan sumber Tata Nilai bagi manusia dalam membangun peradabannya.

Berdasarkan pada definisi Ron Miller di atas kita dapat memahami bahwa paradigm pendidikan holistic merupakan cara pandang komprehensif atas entitas manusia sebagai makhluk Tuhan sekaligus wakil Tuhan di bumi ini. Pendidikan holistic menginginkan setiap individu manusia sebagai subjek pembelajaran mengalami perkembangan secara proporsional atas semua dimensi yang dimiliki atau inhern dalam diri manusia. Dalam perpektive pendidikan holistic relasi vertical kepada Tuhan memiliki tempat yang sangat strategis. Ini menunjukkan bahwa paradigm pendidikan holistic bermazhab theistic, yaitu mengakui dan menyadari atas kemutlakan eksistensi Tuhannya.  Pendidikan holitik juga menegaskan tentang pentingnya humanitas diantara sesama manusia, seperti kasih sayang dan perdamaian. Artinya, pendidikan yang bermazhab pada pendidikan holistic ini sangat menjunjung tinggi nilai-nilai universal kemanusian.

Bila kita elaborasi lebih jauh, paradigma pendidikan holistic manawarkan sebuah pandangan atas proses dan hasil pendidikan itu bersifat berjenjang. Pada level individu, komunitas, social, lingkungan bahkan wilayah kosmik.  Ini artinya pendidikan holistic melihat entitas eksistensi manusia sebagai subjek pembelajar 360 derajat.   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun