Mohon tunggu...
jaja jamaludin
jaja jamaludin Mohon Tunggu... Penulis - Dosen di Universitas Bosowa

Sebagai praktisi pendidikan di Universitas Bosowa yang fokus pada pendidikan sains, fisika terapan, green technology, green energy serta agriculture. Selain itu menaruh minat pada soal-soal social, politic dan budaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tuhan dan Tata Nilai dalam Kurikulum 2013

28 Mei 2013   17:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   12:53 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Koherensitas antardomain Kompetensi Inti

Dalam perspective para guru selama ini------dan merupakan pandangan serta pengalaman yang sangat mapan di kalangan semua guru di negeri ini---kompetensi inti pada domain ke-3 dan ke-4 bukan saja bukan hal baru tetapi juga telah sangat akrab dipahami kualitas-kualitas konsepnya. Selain telah menjadi orientasi praksis dari proses pembelajaran kompetensi inti ke-3 dan ke-4 juga merupakan kompetensi dasar yang kualitas-kualitas konsep pencapaiannya telah banyak digunakan di kurikulum sebelumnya. Justru yang menjadi pertanyaan besar adalah problem koherensitas antara kompetensi inti ke-3 dan ke-3 terhadap kompetensi inti ke-1 dan ke-2. Disinilah titik krusial sekaligus sangat strategis dari jatidiri kurikulum 2013 dibanding dengan kurikulum sebelumnya.

Kompetensi inti ke-1  lebih bermakna sebagai domain spiritual-transenden : sebuah kesadaran atas eksistensi serta kemahabesaran Tuhan sebagai pencipta alam semesta yang menjadi objek pembembelajaran. Sementara pada domain kompetensi inti ke-2 lebih bermakna aktualisasi Tatanilai dengan sejumlah karakter mulya sebagai pembentuk karakter pribadi keberadaban manusia. Lalu bagiamana koherensitas antara kompetensi ke-3 dan ke 4 terhadap kompetensi ke-2 dan ke-1?

Penulis berpendapat, jika dilihat dalam perspective filsafat ilmu koherensitas antara domain kompetensi di atas justru menjadi keniscayaan atas konsep tritunggal aspek filsafat ilmu yaitu ontologis, epistemologis serta aksiologis.  Dalam perspective  epistemologis kompetensi inti domain ke-3 dan ke-4 merupakan kompetensi-kompetensi yang membangun kontruksi proses berilmu-pengetahuan secara prosederuran dan komprehensif. Sementara pada domain kompetensi ke-1 dan ke-2 lebih merupakan coverage area aspek aksiologis dan ontologis. Maka, bila menggunakan perspective filosofis ini tentu tidaklah sulit memahami bangunan struktur kurikulum 2013.

Jembatan penghubungnya adalah terletak pada proses pembelajaran yang mengedepankan pembelajaran reflektif, yakni pembelajaran yang memberikan kesadaran-kesadaran atas keniscayaan dan pentingnya karakter-karakter pembentuk keberadaban manusia. Refleksi yang paling ultimate adalah refleksi atas eksistensi pencipta :  Tuhan Yang Kuasa. Tentu saja pembelajaran reflektif ini sangat kental dengan kecukupan reasoning dan prinsip-prinsip logika berpikir. Refleksi yang lebih mengedepankan penalaran logis serta keniscayaan rasional. ##wallahu’alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun