Mohon tunggu...
Jaid Brennan
Jaid Brennan Mohon Tunggu... Penulis Freelance -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Dunia Maya - Pelangi Pucat Pasi (Bagian 16)

28 Januari 2017   21:34 Diperbarui: 28 Januari 2017   21:45 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: mansittingalone.com

Sesungguhnya di Jakarta ini aku mencari ayahku. Ibu bilang ayahku meninggal sebulan sebelum aku lahir. Tak ada satu barang wasiat pun yang ditinggalkan ayah untukku. Bahkan fotonyapun tidak ada. Aku tidak bisa mengenal bahkan membayangkan wajah ayah seperti apa? Tapi kalau menurut tetangga dan orang-orang yang pernah dekat dengan Ibu, ayah tidak meninggal. Aku memang tidak memilikinya. Bagaimana mungkin aku lahir tanpa ayah? Ada lagi yang bilang ayahku adalah Pak Nando, manager di sebuah perusahaan Advertising. Karena kabarnya, ibuku adalah pacar gelap Pak Nando waktu bekerja di perusahaan itu.

Ra,

Kalau benar ayahku adalah Pak Nando berarti ayahku adalah orang yang tidak bertanggung jawab. Ah, aku tidak boleh menuduhnya tidak bertanggung jawab. Mungkin ada hal lain yang membuatnya melupakan tanggung jawab.

Ra,

Betapa waktu kecil aku suka cemburu melihat temanku yang selalu di jemput Ayahnya. Ayahnya juga selalu khawatir, tidak boleh begini tidak boleh begitu. Saat ada masalah, temanku selalu menangis dan mengadu pada ayahnya. Sedangkan aku, tak ada laki-laki dewasa yang aku panggil ayah. Aku juga tidak mengadu pada Ibu. Ibu justru akan marah jika aku ada masalah. Ibu pasti akan bilang “Kau memang nakal seperti ayahmu.” Sekarang keinginan terbesarku adalah mencari ayahku. Entah di dunia mana, aku hanya ingin melihatnya.

Syan.

Dan pesan  yang kutulis selalu dibalasnya.

Syan,

Kuharap kamu tidak menyalahkan siapa-siapa atas kejadian-kejadian dalam hidupmu. Semuanya sudah ada yang mengatur. Aku akan selalu mendampingimu meski entah kapan kita bisa bertemu. Membaca cerita-ceritamu, aku merasa seperti orang yang paling jahat di dunia. Mungkin aku seperti ayahmu. Dulu aku tenggelam dalam kehidupan bebas. Aku dikaruniai wajah yang lumayan. Aku tak berdaya untuk menolak godaan. Bahkan aku hampir tidak bisa lepas dari dunia semu yang melelahkan.

Syan,

Mungkin tetesan sperma yang keluar dari tubuhku menjadi anak sepertimu, bahkan mungkin itu kamu. Aku tak pernah memikirkan sebelumnya. Yakinlah satu saat kau akan menemukan Ayahmu. Kalaupun kau tidak menemukannya aku yang akan mendampingimu untuk meraih semua yang menjadi cita-cita dan mimpimu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun