Mohon tunggu...
Jagat Alit
Jagat Alit Mohon Tunggu... Novelis - Konten Kreator

Mantan Super Hero. Sekarang, Pangsiun. Semoga Berkah Amin

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

SB-14: Siluman Ular vs Naga Hijau

16 Desember 2023   08:57 Diperbarui: 16 Desember 2023   09:05 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Langit masih gulita, petir hilang entah ke mana.

Di rumah Ki Lurah Manggolo Krasak terdengar suara bersahutan khusyuk untuk melantunkan doa.

Nyi Lurah Manggolo sudah sadar kembali. Kini, semua duduk bersila sambil melantunkan doa.

Di sudut Dirgo Kundolo yang babak belur kini diikat di tiang teras dijaga oleh para pemuda kampung, yang masih gatal tangan ingin menghajar biang keladi semua masalah di kampung mereka. Sudah dijaga, tetap saja, ada satu dua pukulan mampir ke wajahnya yang tampan tapi bengep sekarang.

"PLOK!"

"Aduuuhh!"

*

Kembali ke arena pertempuran...

Sekarang Galih Sukma berhadapan dengan Ular Raksasa Hitam Jadi-jadian sebagai perwujudan Siluman Ular dikawal oleh asap hitam yang bergulung yang pernah merasuk di dalam tubuh Parjo dan tubuh Ni Sasi Manah.

Dari pengalaman yang terdahulu, kemungkinan asap hitam itu persis sifatnya dengan Makhluk Trembesi. Agar tidak membuang waktu dan tenaga percuma, Galih Sukma langsung mengeluarkan Cupu Pengikat Roh dan merapal Jurus Halimun Pemburu Roh.

"Dari tiada menjadi ada, dari ada kembali tiada. Roh jahat, kembalilah ke alammu atau aku akan menangkapmu! Tuhan, tolong bantu hamba-Mu!" rapal Galih Sukma sambil menggosok Cupu Pengikat Roh. Cupu bergetar dan berputar seperti gasing, lalu mengeluarkan sinar hijau cemerlang bersama asap hijau tipis yang keluar dan bergulung ke angkasa. Bergerak ke arah Ular Raksasa Jejadian yang terkejut melihat kemunculan asap hijau yang kemudian berubah menjadi Naga Hijau Raksasa dengan mata merah saga.

"ULAAAARRRR!"

"NAAAGAAAA!"

Suara teriakan bersahutan dengan rasa takut yang mengeram di hati.

Penduduk yang bermental lemah, pingsan seketika. Sebagian ada yang mencoba lari keluar dari lingkaran keselamatan yang dibuat Galih Sukma. Untung saja, para penjaga masih ingat pesan dari Galih Sukma, apa pun yang terjadi mereka tidak boleh keluar dari lingkaran gaib. Kalau, tidak, mereka akan benar-benar celaka.

"JANGAN KELUAR, BERBAHAYA!"

"KUATKAN HATI KALIAN, KITA PERCAYAKAN SEMUA KEPADA GALIH SUKMA DAN KUASA TUHAN!" teriak Ki Masto menguatkan hati dari penduduk yang sudah pecah nyalinya.

Mau tidak mau, penduduk yang semula ingin lari, terpaksa mengurungkan niatnya. Siapa tahu apa yang dikatakan Galih Sukma itu benar, dan kalau dirinya nekat kabur, akan lebih celaka hidupnya.

*

"HOSSSHHH... SSSSSSSHHH!"

"WHOOOSHHHH!"

Dua makhluk jadi-jadian langsung bertempur.

Ki Jabrik terus merapal mantra untuk mengeluarkan ilmu hitamnya, mulutnya komat-kamit, matanya melotot liar, tongkat hitam ularnya di ketok-ketokan ke tanah.

Keringat berbintik-bintik keluar dari keningnya.

Melihat pemuda merapalkan mantra dan muncul asap yang berubah menjadi Naga Hijau Jejadian membuat Ki Jabrik terkejut dan was-was hatinya.

Apalagi ketika pertempuran seru keduanya berlangsung di udara.

"DUAAARRR... DUAAARRR!"

Ular Hitam Raksasa dan Naga Hijau Raksasa beradu di langit. Saling mematuk, saling membelitkan ekornya. Sesekali melontarkan bola hitam bercahaya dari mulut Ular Hitam dan disambut dengan bola api hijau dari mulut Naga Hijau.

Terdengar ledakan yang mengguncang dataran di bawahnya.

Beradunya dua bola api, membuat suasana langit menjadi kacau dan muncul pula angin ribut.

Semua yang ada di bawah saling berkumpul, dan terus berdoa. Bertahan sekuat tenaga, walaupun rasa takut menggerogoti terus hati mereka.

Ki Masto yang berada di dekat Ni Sasi Manah melihat keanehan yang terjadi dengan anak lurah itu.

Ni Sasi Manah tidak terlihat takut sama sekali. Sepertinya dia sangat tertarik dengan semua yang terjadi di pelataran rumahnya ini.

Tidak hanya Galih Sukma yang menjadi pusat perhatiannya, akan tetapi betapa terkejut hatinya ketika Galih Sukma mengeluarkan sesuatu dari balik baju luarnya kemudian menggosok dengan kedua tangannya yang berubah menjadi biru dan kuning keemasan.

Sepasang matanya yang lebar dan bening bak air telaga terbelalak, saat melihat asap hijau yang keluar dari alat yang digosok dan berputar seperti gasing.

Hatinya tercekat, tanpa sadar tangan kanannya yang seputih pualam menutup mulutnya yang kecil merah delima, mencegahnya berteriak.

Ni Sasi Manah hampir tidak percaya bahwa asap hijau itu akhirnya berubah menjadi Naga Hijau. Naga itu bentuknya persis dengan Gelang Naga Kemala yang diperolehnya dari kakek tua. Gelang yang disimpannya di tempat tersembunyi.

"Apakah ini, mimpi? Apakah ini petunjuk dari Gelang Naga Kemala?" batinnya bertanya-tanya.

"Apakah Galih Sukma calon jodohnya?" batinnya spontan membuat kedua pipinya bersemu merah dadu. Malu sendiri.

Apa yang dilakukan oleh Ni Sasi Manah ternyata tidak lepas dari perhatian Ki Masto yang merasa bertanggung jawab terhadap keselamatan anak lurahnya itu.

"Aduh, apa yang terjadi dengan Ni Sasi Manah, apakah dia baik-baik saja?" batinnya sedikit khawatir.

*

Sementara itu...

Pertempuran berlangsung semakin seru. 

Ki Jabrik tubuhnya gemetar dan muncul keringat sebesar jagung di keningnya. Lalu, ketika Ular Hitam Raksasa berhasil terkena sabet ekor Naga Hijau.

"SPPLAASHH... BUKKK!"

"HOOEKKK!"

Darah merah buncah dari mulut Ki Jabrik. Tubuhnya yang hitam tinggi kurus itu terjengkang ke belakang.

Bersamaan dengan Ular Hitam Raksasa yang terbanting ke tanah.

"BRUUKK... BLAAAMMM!"

Naga Hijau membuka mulutnya yang besar dengan deretan gigi dan taring tajam sebesar layar kapal terbentang, dengan ganas menyambar kepala Ular Hitam Raksasa itu.

"KRUUSSSS!"

Dikunyahnya kepala Ular Hitam Raksasa itu dengan rakus. Akibatnya Ki Jabrik melepas tongkat ularnya dan berteriak kesakitan sambil memegangi kepalanya. Lelehan darah keluar dari semua lubang yang ada di tubuhnya.

Dari mata, hidung, telinga dan lubang yang lain.

Maka...

"AAAAAAAAAAAHH!"

Terdengar jeritan kematian yang mendirikan bulu roma, bersamaan perlahan Ular Hitam Raksasa itu berubah menjadi asap hitam dan Naga Hijau pun berubah menjadi asap hijau yang menangkap asap hitam itu, menariknya dan kemudian terhisap oleh Cupu Pengikat Roh yang ada di tangan Galih Sukma.

"Terima kasih, Tuhan atas pertolonganmu," suara Galih Sukma bergetar, merasakan dua kali pertarungan yang sebenarnya diluar nalarnya. Untung saja, ia sudah digembleng ilmu oleh Ki Mahendra, baik secara fisik dan secara jiwanya.

Mendengar suara Galih Sukma, semua warga Krasak spontan berteriak dan bersyukur.

"TERIMA KASIH TUHAN!"

Perlahan langit berubah terang dan membiru, udara menjadi sejuk karena angin bertiup ke arah laut.

Galih Sukma memasukan Cupu Pengikat Roh ke balik pakaian luarnya.  Dengan sekali loncatan, kemudian mengerahkan Ilmu Rajawali Mengepakkan Sayap, Galih Sukma menarik kembali perisai gaib yang telah dipasang sebelumnya.

Ni Sasi Manah menghela nafas panjang dengan lega. Ia bersyukur kepada Tuhan akan keberhasilan dari Galih Sukma mengalahkan Ki Jabrik dan Siluman Ularnya.

Sedang Dirgo Kundolo menundukkan kepala lemas dan pasrah karena kambrat andalannya ternyata kalah telak. 

Sudah terbayang di matanya, Ki Lurah Manggolo Krasak akan menggelandang ke ibukota untuk diadili atas kejahatannya.

Benarkah ada hubungannya antara Naga Hijau dari Cupu Pengikat Roh dengan Gelang Naga Kemala?


Bersambung...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun