Ni Sasi Manah tidak terlihat takut sama sekali. Sepertinya dia sangat tertarik dengan semua yang terjadi di pelataran rumahnya ini.
Tidak hanya Galih Sukma yang menjadi pusat perhatiannya, akan tetapi betapa terkejut hatinya ketika Galih Sukma mengeluarkan sesuatu dari balik baju luarnya kemudian menggosok dengan kedua tangannya yang berubah menjadi biru dan kuning keemasan.
Sepasang matanya yang lebar dan bening bak air telaga terbelalak, saat melihat asap hijau yang keluar dari alat yang digosok dan berputar seperti gasing.
Hatinya tercekat, tanpa sadar tangan kanannya yang seputih pualam menutup mulutnya yang kecil merah delima, mencegahnya berteriak.
Ni Sasi Manah hampir tidak percaya bahwa asap hijau itu akhirnya berubah menjadi Naga Hijau. Naga itu bentuknya persis dengan Gelang Naga Kemala yang diperolehnya dari kakek tua. Gelang yang disimpannya di tempat tersembunyi.
"Apakah ini, mimpi? Apakah ini petunjuk dari Gelang Naga Kemala?" batinnya bertanya-tanya.
"Apakah Galih Sukma calon jodohnya?" batinnya spontan membuat kedua pipinya bersemu merah dadu. Malu sendiri.
Apa yang dilakukan oleh Ni Sasi Manah ternyata tidak lepas dari perhatian Ki Masto yang merasa bertanggung jawab terhadap keselamatan anak lurahnya itu.
"Aduh, apa yang terjadi dengan Ni Sasi Manah, apakah dia baik-baik saja?" batinnya sedikit khawatir.
*
Sementara itu...