Sekali lagi sosok pembawa penyakit kiriman Siluman Ular tidak mampu bertahan menghadapi serangan lahir dan batin dari Galih Sukma.
Ditinggalkannya wadah tempatnya menggeram selama ini, wujudnya berubah menjadi asap hitam bergulung kuat menjebol langit-langit dan menembus atap rumah.
Ni Sasi Manah pun jatuh terbanting ke atas tempat tidur. Galih Sukma melepas sekali lagi pukulan Tangan Geledek yang segera muncul sinar terang menyelimuti tubuh Ni Sasi Manah.
Sinar terang terus membungkus tubuh Ni Sasi Manah, sampai dari bungkus itu keluar asap hijau amis ke udara.
Melihat itu, Galih Sukma sekali kibas, asap hijau itu terbang mengikuti kemana kaburnya asap hitam itu.
Sekali sambar selimut, Galih Sukma menutupi tubuh polos Ni Sasi Manah yang kini telah terbebas dari sisik ular.
Sepasang matanya yang sebening telaga, memancarkan sinar kekaguman dan terima kasih kepada Galih Sukma yang menolongnya.
"Ni... Pakailah pakaianmu, dan bergabunglah dengan yang lain!" ucap singkat Galih Sukma, langsung meloncat terbang melewati jalan yang sama sebelumnya.
Mendengar ucapan Galih Sukma, betapa malunya Ni Sasi Manah ketika dirinya sadar berada di depan penolongnya dalam keadaan telanjang bulat sebelum diselimuti.
Sepasang pipinya yang pulih seperti sedia kala, tampak merah merona.
Berbarengan waktu...