Nyi Lurah sadar namun masih lemas.Â
Untuk mencegah Nyi Lurah pingsan lagi maka, Ki Lurah Manggolo Krasak dengan bantuan Ki Masto, Nyi Lurah dipapah ke ruangan lain dan diserahkan kepada Nyi Bawel yang segera mengurusi majikannya.
Sedang, Ki Lurah Manggolo Krasak dan Ki Masto kembali ke dalam kamar Ni Sasi Manah.
*
Galih Sukma sangat prihatin melihat keadaan putri Ki Lurah Manggolo Krasak. Keadaanya lebih parah dari si Parjo. Meski tidak merasakan gatal dan luka terbuka berbau amis. Tapi, sisik ular itu merata di muka dan tubuh terbuka sang putri.
"Panas... panas... tolong aku bapak!" rintih Ni Sasi Manah kepada bapaknya yang berdiri cemas di belakang pemuda tampan yang sedang memandangnya dengan mata setajam elang kepadanya.
"Sabar Ni... Sabar. Berdoa terus kepada Tuhan. Semoga Nak Galih Sukma ini bisa menolongmu!" ucap Ki Lurah Manggolo Krasak dengan penuh pengharapan.
"Ki Masto, sakitnya lebih berat dari Parjo." kata Galih Sukma kepada Ki Masto.
"Maaf, Ki Lurah Manggolo Krasak, sepertinya asal muasal pagebluk dari sini. Nanti, Ki Lurah bisa cerita semuanya kepada saya. Sekarang, ijinkan saya melanjutkan pengobatan."
"Hiaaatt... !"
"Tuhan, ulurkan Tangan-Mu untuk kesembuhan