Tapi, jawaban itu membuat Dirgo Kundolo marah dan kecewa. Pemuda berangasan itu, tidak memilih menyanggah atau berdebat, tapi segera saja dia menggebrak meja dan berdiri.
"BRAAAKK. Gadis sombong, rasakan akibat dari penolakanmu!"Â
Tanpa berkata-kata lagi, sambil menyambar peti perhiasan dia berbalik dan meninggalkan ruang tamu itu dengan langkah lebar. Tanpa berpaling dan berpamitan lagi kepada tuan rumahnya.
*
Peristiwa itu sangat berbekas di hati Ni Sasi Manah yang lembut dan penuh kasih. Menjadi peringatan bagi dirinya untuk berhati-hati mencari pasangan hidup.
*
Sampai suatu ketika, saat Ni Sasi Manah tenggelam dalam semedinya, secara tidak terduga seorang lelaki tua berpenampilan serba putih sederhana, tapi mempunyai senyum lembut di bibir dan sepasang mata dalam dan bening muncul di depannya.
"Cucuku, aku senang melihat apa yang kamu lakukan. Kesungguhan hatimu, dalamnya permohonanmu, maka Tuhan mengabulkan doamu."
"Ini aku beri hadiah Gelang Naga Kemala. Dialah yang menuntun siapa jodohmu nanti!"
Ucapan kakek tua itu jelas dan seperti kejadian nyata saja, sehingga Ni Sasi Manah mengulurkan tangan kanannya ketika kakek itu memakaikan Gelang Naga Kemala untuknya.
"Terima kasih, Kakek. A-aa....