Galih Sukma mendarat dengan lunak di gua luas yang sengaja ia pilih. Ada beberapa tombak bebatuan datar di depan gua itu. Angin laut tidak begitu besar masuk ke gua, membuat gua terasa sejuk. Cukup udara dan cukup sinar matahari, apalagi pemandangannya begitu indah dari tempat itu.
Lautan yang luas berwarna biru kehijauan dengan ombak laut yang menari sambung menyambung. Di mana anak ombak saling berkejaran dan berujung dengan jilatannya di kaki tebing dengan suara debur yang menentramkan jiwa.
Suasana indah dan nyaman seperti di tempatnya tinggal selama ini, di Pulau Pualam Putih.
Tiba-tiba Galih Sukma teringat akan gurunya. Ada sesal di dalam hatinya, karena ia merasakan belum bisa membalas kebaikan gurunya yang dengan ketulusan dan penuh cinta mendidiknya selama ini. Tapi apa hendak dikata, gurunya atau Kakek Mahendra memilih urusan yang lebih penting dari pada urusan remeh temeh tentang balas budi saja.
Galih Sukma mempunyai tugas penting untuk menyelamatkan Negeri Benua Lokananta dari mara bahaya yang sangat hebat karena setelah ia sadari, gurunya telah membekali ilmu yang sangat banyak berarti lawan yang akan dihadapinya nanti tidaklah mudah.
*
Setelah menimbang semua itu, terlebih dahulu Galih Sukma mengambil perbekalannya. Dimakannya roti kering secukupnya dan diminumnya air segar yang berisi air dari mata air Pulau Pualam Putih dan campuran herbal yang sengaja diramunya untuk memperkuat ketahanan tubuh dan meningkatkan tenaga dalamnya.
Beberapa waktu Galih Sukma beristirahat lagi, sebelum akhirnya ia mengambil Kitab Sujati Rogo Sukmo.
Dibuka dan dibacanya dengan cepat.
Galih Sukmo mempunyai kecerdasan dan ingatan di atas rata-rata meski mulanya ia hanya seorang penjual cindera mata, tapi keahlian dasar membaca dan menulis sudah dikuasainya. Apalagi ketika ia berada di dalam bimbingan Manusia Setengah Dewa Ki Mahendra gurunya, keahlian dasar itu dilatih dan diasah sehingga, kemampuan baca dan tulis Galih Sukma meningkat tajam.Â
Galih Sukma mampu menguasai ilmu seni, ilmu perang dan ilmu tata kelola pemerintahan dari kitab-kitab yang dimiliki oleh gurunya. Persis latar belakang kehidupan gurunya yang menjadi sahabat dari Baginda Raja Benua Lokananta yaitu Baginda Kertabenua. Di mana, Ki Mahendra pernah didaulat sebagai Guru Negara sebelum akhirnya dia menjadi jemu dan memilih bertualang setelah geger Benua Lokananta pertama.