Mohon tunggu...
Jagat Alit
Jagat Alit Mohon Tunggu... Novelis - Konten Kreator

Mantan Super Hero. Sekarang, Pangsiun. Semoga Berkah Amin

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Habis Sudah

18 November 2021   12:16 Diperbarui: 18 November 2021   12:34 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di pertengahan November ini

Ketika hujan berkali-kali turun menyelinap di antara hangatnya selimut di malam-malam yang sepi

Membawa irama denting yang memukuli atap dan talang yang membawa hujan jatuh berderai melalui rangkuman bilah hati yang kecut tidak bisa lelap menyantap mimpi yang penuh sengkarut


Hanya tinggalkan sisa-sisa resah yang tergolek lemah rapuh tidak berdaya nan purna

Dan, sepasang netra ini hanya mampu menjadi saksi ketika rembulan mati tertusuk ranting daun Kemboja, 

bersama beberapa helai daun keringnya jatuh berpelukan dengan kelopak bunga warna merah muda pucat merana.

Aku tidak bisa apa-apa

Hanya gugu kelu menyesapi November yang terus melaju meninggalkan purnama muda yang mati.

Di pertengahan November yang basah ini

Embun menguyupi palung hatiku yang kemarin penuh darah merah mati

Semenjak kau khianati!

Cikarang, 18 Nov 21

Mbuh, Ki Jagat Alit






Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun