Di pertengahan November ini
Ketika hujan berkali-kali turun menyelinap di antara hangatnya selimut di malam-malam yang sepi
Membawa irama denting yang memukuli atap dan talang yang membawa hujan jatuh berderai melalui rangkuman bilah hati yang kecut tidak bisa lelap menyantap mimpi yang penuh sengkarut
Hanya tinggalkan sisa-sisa resah yang tergolek lemah rapuh tidak berdaya nan purna
Dan, sepasang netra ini hanya mampu menjadi saksi ketika rembulan mati tertusuk ranting daun Kemboja,Â
bersama beberapa helai daun keringnya jatuh berpelukan dengan kelopak bunga warna merah muda pucat merana.
Aku tidak bisa apa-apa
Hanya gugu kelu menyesapi November yang terus melaju meninggalkan purnama muda yang mati.
Di pertengahan November yang basah ini
Embun menguyupi palung hatiku yang kemarin penuh darah merah mati
Semenjak kau khianati!
Cikarang, 18 Nov 21
Mbuh, Ki Jagat Alit
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H