Mohon tunggu...
Jagat Alit
Jagat Alit Mohon Tunggu... Novelis - Konten Kreator

Mantan Super Hero. Sekarang, Pangsiun. Semoga Berkah Amin

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nenek, Wanita Perkasa Pengutip Infaq

2 Februari 2020   05:00 Diperbarui: 2 Februari 2020   05:11 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diolah dari Pic Okyarisandi

Tetiba saja aku ingat dirimu. Wanita tua pengutip infaq masjid, yang berdiri di tengah jalan sepanjang Jl. Parpostel, Villa Nusa Indah, Jati Asih, Bekasi.

Bukan siapa-siapa, bukan keluarga, bukan tetangga juga.

Aku memang suka lupa tentang nama, juga anak dan istriku. Melabelimu sebagai " Nenek Perkasa Pengutip Infaq " yang setiap pagi selalu kutemui waktu mengantar anakku sulung ke sekolah.

Nenek, adalah sosok wanita bertubuh tinggi menjulang. Karena, aku pun harus mendongak kala mengansurkan sarapan pagi yang sengaja kubeli untuknya.

Wajahnya bersih, berkeriput, dengan pandangan sedikit menerawang karena ia sudah sedikit rabun.

Bercaping bulat yang menutupi kepala dan sebagian wajahnya dari panas matahari pagi atau pun rinai hujan gerimis di setiap harinya.

Berbekal, sebuah serokan jaring yang besar yang ia genggam di tangan, siap menerima uluran atau lemparan koin, lembaran uang para dermawan yang berniat infaq, sodaqoh untuk pembangunan Masjid yang menugaskanya demi selembar tiga lembar puluhan ribu untuk menyambung hidupnya.

*

Nenek, aku, anakku dan istriku selalu berganti-ganti mengangsurkan, lembar rupiah, sarapan, kue, bolu, kaos, jaket atau apa pun itu, jika mengantar sekolah. Sebenarnya lebih cenderung untuk menolong dan membantumu.

Nenek Perkasa ini, ternyata adalah seorang mualaf. Persis seperti aku dan istriku. Tanpa suami dan tanpa anak kandung. Terpaksa bekerja sebagai pengutip infaq masjid demi menghidupi dirinya dan menambah uang jajan cucu angkatnya yang tidak jauh tinggal dari tempatnya kost. Kost an yang tak jauh dari posisinya berdiri mengutip infaq di setiap hari.

Hingga suatu ketika terbersit niatku yang disetuju istri dan anakku untuk mengajaknya tinggal di tepat kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun