Kesadarannya hilang... bersama suara Kedasih melirih di atas wuwungan rumah..!
*
Braga... hancur hatinya oleh penolakan mamanya, restu yang diharap lenyap sudah.Â
Beberapa hari ia tidak pulang ke rumah, membawa hatinya yang marah ke tempat-tempat seumur hidupnya sebelumnya tidak pernah ia jejaki.
Rasa marah mengabutkan akal sehatnya, rasa kecewa membakar perasaannya... ia tersesat di klub yang beraroma kehancuran...
Disesapnya air api untuk membunuh gundah hatinya... meski rasa menyesak dan getir mengisi dingin dada dan mengabutkan otak warasnya... ia berjalan terseok dan sesekali menyeret kaki... Menuju ruangan yang bau getirnya asap tembakau dan tawa cekikikan pembangkit nafsu...
Ia oleng, namun dari pandangannya yang berbayang ia mengenali sesosok yang sangat akrab dan menghuni hatinya selama ini... sedang berpesta... dengan teman-temannya... Dengan perlahan didekati dengan rasa penasaran..
Braga bersembunyi di balik sebuah sekat... namun suara kicau meriah Monika masih bisa ia tangkap... Dan itu suara... membuat kacau otak kepalanya...
" Apa... si Braga... ah itu... sih cuma Ban Serep.. Bray... Ganteng sih... tapi kere... aku manfaatin aja dia... daripada gue kedinginan ditinggal Franz..,"kicau Monika membuat dunianya berputar... apalagi selanjutnya...
" Dua hari lagi, Franz pulang dari Amrik, Bray... aku akan tendang si Ganteng Kere itu..," celoteh riang Monika disambut koor ketawa teman gengnya.
Buku jari jemari Braga menegang... Lukanya belum sembuh ini disiram minyak dan garam di atas lukanya...