" Duugg...!"suara beradunya buku tangannya yang menahan emosi menghantam keras dinding kamar. Ada sakit yang meresap di buku tangannya... meleleh darah... namun tak sesakit yang melukai hatinya.Â
Braga, begitu marah tadi, ketika mamanya melarang hubungan percintaanya dengan Monika...
" Hhh.. " sesak dadanya mengingat perdebatan dengan mamanya yang berakhir dengan menguarnya semua perasaan marah di hatinya, ototnya mengejang, urat-uratnya memanas, pandangan matanya berkunang memerah marah...
Alasan mamanya yang kuno dan tak masuk akal tidak mampu meluruskan niatnya bercinta dengan Monika...
" Ini firasat mama sayang... ia tidak cocok untukmu, percayalah Ga!" penjelasan mamanya semakin membuatnya naik pintam... Tanpa sadar tangan kanannya yang bergetar terangkat dan terayun ke arah mamanya....
" Oh... !" terperanjat dan terbelalak mata mamanya melihat ayunan tangan yang membawa bara....
" Aaa... mama... kolot... ," jeritnya kalap, tangannya mengawang dan dengan cepat Braga berbalik dan melesat ke arah kamarnya.
Kemarahan yang begitu mencekik hatinya dan tinjunya yang mengawang tadi... Menghantam berdebug di dinding warna pastel yang kemudian bergetar menerima luapan emosi...
Braga, tidak pernah menyadari bahwa setelah itu mamanya terduduk lemas bersandar di kursi di sudut ruangan tengah yang gelap... ia sangat terkejut... tidak percaya... kecewa... anak semata wayangnya akan memperlakukannya seperti itu...
Tiba-tiba dadanya tersengat rasa sakit... dan tubuhnya merosot luruh dari atas kursi...
Suaranya hilang... tenaganya hilang... ia menggapai ke udara... saat terakhir di lihatnya Braga anaknya keluar kamar.... pergi dari rumah tanpa menengoknya sedikitpun ke arahnya...