Akhirnya bertapalah Dewi Anjani di Telaga Nirmala hanya sebatas leher masuk air telaga dan leher ke atas nongol di atas air. Rambutnya yang panjang indah dibiarkan terurai melambai-lambai di angin sepoi-sepoi.
Selama berbulan-bulan tapa ini dilakukan.
Untuk keperluan konsumsi dan nutrisi, Anjani hanya menangkap apa-apa yang jatuh di telaga dan mengalir ke arahnya.
Ada mangga lewat ia makan.
Ada jambu lewat ia makan.
Ada nasi padang dengan rendangnya lewat. Ya terpaksa ia makan, malah kebeneran toh!
Nasib tidak dapat diraih, untung tidak bisa ditolak ( eee... bener nggak perihbahasa ini ya? )
Batara Guru sebagi petinggi dewa di Kayangan, tumben saat itu lagi bersafari, keliling dunia, terbang melayang melalang buana di atas langit macapada. Melakukan kegiatan rutin, atau mungkin lagi bete kali ya.
Melintaslah ia di atas Telaga Nirmala.
Dari atas langit, pemandangan telaga nampak indah biru kehijauan bergelombang lembut aih segar... Eeit... tunggu dulu.. Apa yang nampak bersinar itu...Â
Ada cahaya keemasan dan nampak mempesona membuat Batara Guru kepo menurunkan ketinggian terbangnya sekitar 1653 kaki dari atas permukaan telaga.
Betapa terkejutnya ia ketika mendapati sebentuk punggung kuning gading berkilau, leher kuning jenjang menawan, rambut hitam yang melambai seakan mengajak siapapun untuk menikmati air telaga yang sejuk ini.
Hanya dari belakang saja pemandangan itu, view background belum depannya, Batara Guru sudah yakin pasti makhluk manusia itu cantik adanya.Â
Ia langsung kepincut dan bergetar hasrat dan birahinya...
Kama ( atau air benihnya ) keluar dan jatuh tepat di atas dedaunan asam muda atau sinoman yang kemudian dibawa arus, terkampul-kampul ke arah Anjani. Pas... ladalah Dewi Anjani lapar. Serta merta... huup...di makanlah sinom asam bersama benih dewa.
Dengan kehendak dewata peristiwa singkat dan spektakuler ini membuat Dewi Anjani mengandung. Amazing bukan!
Segera ia mencari siapa yang bertanggung jawab membuatnya mengandung.
Ketika ia melihat ke sekeliling tidak ada sebiji orangpun, ia mencari ke atas. Dan, ia melihat bayangan terbang.... Ya itu.... pesawat... bukan, Superman... bukan. Ternyata itu Batara Guru, Anjani mengenali bentuk dan wajah dewa yang satu ini dari Ensiklopedia Dewa.
Ia menuntut tanggung jawab kepada Batara Guru. Dewa yang punya tegangan tinggi tidak bisa mengelak, memang ialah yang punya kama itu.