Mohon tunggu...
Jagat Alit
Jagat Alit Mohon Tunggu... Novelis - Konten Kreator

Mantan Super Hero. Sekarang, Pangsiun. Semoga Berkah Amin

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Part 1 Siapa yang Memesan Nyawa?

8 Desember 2018   16:57 Diperbarui: 8 Desember 2018   18:40 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Kabar angin berhembus sangat cepat yang menimbulkan berbagai permasalahan baru di dunia persilatan.

Dengan munculnya  Mestika Cakar Naga, yang menjadi simbol kekuatan. Kekuatan kekuasaan juga kekuatan kesaktian.

Karena sudah dipahami semua orang, terutama mereka yang telah berkecimpung di dunia persilatan.

Menurut kabar yang santer berhembus ini. Mestika Cakar Naga, adalah mestika yang barang siapa bisa memiliki akan mendapatkan ilmu kesakitan tanpa tanding. Karena di dalam mestika itu tersembunyi rahasia adanya peta harta karun dan tempat kitab silat yang luar biasa.

Satu lagi mestika ini adalah simbol legitimasi kekuasan di Tanah Widyatilka ini. Siapa yang memiliki mutiara ini, otomatis menjadi wakil dari Raja Penguasa Tanah Widyatilka itu sendiri.

Ucapannya adalah sabda.

Perintahnya adalah titah.

Maka, ketika kabar Mestika Cakar Naga muncul dan ada di tangan Raden Birawa, malapetaka maut itu muncul.

Awalnya....

Tiga Setan Pencabut Nyawa dari Bukit Rambak Gaung menerima pesan entah dari siapa?

Perintahnya singkat saja.

" Lenyapkan, semua yang bernyawa... Jangan sampai ada, sisa. Tumpas habis!"

Maka, itulah yang terjadi.

Sebelum semua orang mendengar tentang Mestika Cakar Naga sudah jatuh di tangan Raden Birawa, ada seorang tokoh atau orang yang berpengaruh membayar untuk melakukkan tugas itu lebih dulu. Mendahului bergerak.

Tiga Setan Pencabut Nyawa yang terkenal sebagai pembunuh bayaran yang sadis membabat semua nyawa yang ada di kediaman Raden Birawa.

Semua makhluk bernyawa di kediaman Raden Birawa habis disapu bersih. Raden Birawa dan istrinya, para pembantu dan tukang kebun juga semua hewan peliharaan habis dibunuh.

Kecuali Ki Sapar yang berhasil membawa lari Aji Panjalu, putera junjungannya yang masih kecil.

Belum, sampai selamat di tempat aman. Jejak Ki Sapar berhasil diendus oleh para pembunuh bayaran itu.

Terjadilah pengejaran yang berujung kepada kematian Ki Sapar, dan terlontarnya tubuh montok Aji Panjalu terjun bebas, jatuh  ke dalam jurang!

Bagaimanakah nasib Aji Panjalu?

Akan habiskah silsilah keluarag Raden Birawa sampai di sini ?

Siapakah yang telah memesan nyawa?


Bersambung....




Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun